Samosir, bidikkasusnews.com - Hantaman yang sangat kuat yang dirasakan masyarakat para pelaku di Industri Parawisat kabupaten samosir akibat wabah virus corona (covid 19) sangat mengancam kelangsungan kehidupan mereka dan parawisata samosir.
Hal tersebut terungkap saat pertemuan, penyampaian aspirasi oleh masyarakat pelaku industri parawisata di samosir dengan para wakil rakyat, Komisi III DPRD Kabupaten Somosir Minggu, 24 Mei 2020 yang berlangsung di salah satu objek wisata yang sebelum wabah virus corona datang, menjadi objek wisata andalan samosir yaitu Pantai Batu Hoda yang berada di desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo kabupaten samosir.
Pertemuan yang di gagas para tokoh tokoh, pengusaha industri parawisata samosir yaitu Hartoba Sidabutar, Luker Sidabutar dan Hombang Siboro.
Sebagaimana yang tertuang didalam undangan yang mereka buat dan tujukan kepada wakil rakyat dalam hal ini Komisi III DPRD Kabupaten samosir .
Para pelaku parawisata yang terdiri dari PHRI, pengusaha penginapan (home stay), pengusaha rumah makan, restouran, cafe, pengusaha angkutan becak wisata, para pengusaha kerajinan ukiran (sufenir), para pedagang cindramata tidak ketinggalan para pekerja tour guide, pekerja di kapal penyeberangan keseluruhannya sangat merasakan dampak yang sangat berat akibat situasi yang terjadi saat ini.
Dalam suratnya mereka juga menceritakan sudah banyaknya pengusaha yang collabs (gulung tikar) bahkan sampai harus mem PHK, merumahkan para pekerjanya.
Dalam kondisi seperti ini mereka melihat dan merasakan tidak adanya perhatian nyata yang diberikan oleh pemerintah kabupaten samosir.
Sebagai mana yang di utarakan oleh Posman Manurung pekerja pramuwisata (tour guide) sebagai salah seorang anggota HPI yang sudah mengantongi sertivikat, beliau mengisahkan keadaan yang di alaminya bersama keluarga.
Diceritakan yang mana bahwa selama ini mereka sangat kesulitan untuk menafkahi keluarganya.
Jika sebelum wabah virus vorona datang mereka masih bisa berpenghasilan 150 - 200 ribu rata rata perhari, namun saat ini mereka sudah tidak memiliki penghasilan apa apa. Yang paling menyedihkan lagi bahwa beliau dan keluarga juga tidak mendapat bantuan dalam bentuk apapun.
Demikian juga Koslin Sinaga yang adalah sebagai sekretaris di HPI yang terpaksa harus menjadi buruh bangunan serabutan agar bisa menafkahi keluarganya.
Ada juga diantara pekerja tour guide yang saat ini sangat kesulitan untuk masalah memenuhi nafkahnya apalagi untuk membutuhi kebutuhan anaknya yang lagi mengecam pendidikan di bangku kuliah di luar daerah, yang mana anaknya tidak bisa kembali, sementara mereka sudah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya di luar daerah akibat orang tua yang tidak memiliki uang untuk dikirimkan sebagai perbelanjaan mereka, seperti : bapak Daniel Lambok Manik, bapak Denis Sidabutar, Reinhard Sidabutar, mereka semua sangat mengharapkan agar pemerintah mau memperhatikan mereka.
Pada pertemuan ini ada empat orang anggota dewan yang hadir yang keseluruhannya adalah dari komisi III yaitu : Jonner Simbolon selaku ketua komisi III, Rismawati Simarmata, Paham Gultom dan Raja Pantas M Sinaga.
Jonner Simbolon selaku ketua Komisi III menyampaikan kepada seluruh peserta yang datang bahwa komosi III akan menyampaikan apa yang menjadi harapan masyarakat khususnya masyarakat para pelaku parawisata di samosir dan menghimbau kepada pengurus pengurus kelompok seperti tour guide, PHRI, Pengusaha Penginapan, Restouran, Rumah Makan, Becak Wisata dan yang lainnya agar mendata setiap anggotanya agar menyampaikannya kepada komisi III secepatnya agar bisa menyampaikan ini kepada Pemerinta (eksekutif) agar dapat mencarikan jalan keluarnya.
Komisi III juga menyarankan agar para pengurus mau membantu setiap anggotanya untuk mengupayakan agar bisa mendapatkan bantuan pemerintah pusat melalui Kartu Prakerja. (Bastian Simbolon)
Komentar