Ini Penjelasan 3 Penerima Manfaat RTLH Yang Bermasalah



Labura, Bidikkasusnews.com - Hasil pantauan tem Media Sabtu 22, Januari 2021 terkait program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) anggaran APBD Provinsi  TA.2021 yang terlihat di Dusun Sidodadi IV A, Desa Perpodangan, Kec.Kualuh Hulu, kab.labuhanbatu Utara,yang  diduga hasil pekerjaan nya, tidak sesuai RAB dan amburadul,serta penyaluran bahan material yang berbeda-beda.
      
Awak Media Bikas bersama dengan tem melakukan investigasi langsung Ke Penerima Manfaat RTLH, Sabtu (22/1/21)untuk melihat dan memintai keterangannya.
     
Pertama tem media menyambangi rumah Usup (42) penerima RTLH,terlihat Pada lantai kamarnya yang masih berlantaikan tanah dan belum siap disemen,dan terlihat atap rumah yang dipasang sebagian dengan seng bekas-bekas yang berkarat dan penuh bekas lubang.      
      
Dalam keterangan Usup menjelaskan kepada tem media, seperti itulah kondisinya yang sebenarnya,bahkan sampai broti ,"Saya harus membeli kayu ukuran  2x3 inci dengan pakai uang sendiri padahal ukuran rumah sudah sesuai dengan yang diminta 6x5 Meter" Ucap Usup. 
    
Kemudian tem Media lanjut menyambangi penerima bantuan RTLH Bu Lasinem (61) seorang janda yang tinggal sendiri, juga terlihat pada bangunan rumahnya dibagian tutup keong atau tombak layar sebelah kanan ditutupi dengan  seng-seng bekas dan papan bekas. bukan menggunakan dengan Batu bata, namun disebelah bagian sisi kirinya ditutup dengan pasangan batu bata.
    
Kemudian sebanyak13 seng bekas yang berkarat terlihat terpasang di atap rumah Bu Lasinem, serta jendela tidak diberi engsel hanya dipaku mati hingga jendela tidak bisa buka tutup.
     
Keterangan Lasinem kepada tem Media mengatakan,"saya sudah 3 bulan menyewa rumah pk"karena rumah saya dibongkar dan dibangun enggak siap-siap,Terpaksalah saya menyewa di rumah tetangga, padahal keseharian saya  hanya cuman pencari sapu lidi untuk kebutuhan makan. Dengan terpaksa saya utang-utang terkadang kepada tetangga,karna anak saya jauh-jauh terpaksalah saya sewa rumah,"keluhnya.
     
Katanya lagi,"saya sudah banyak juga keluar uang dana biaya seperti menambah beli paku karena paku dari mereka kurang, bukan hanya paku aja, bahkan saya diminta menambah ongkos tukang sebesar Rp2 Juta Rupiah dan juga beli semen Karna kalo tidak saya tambah belikan semen tidak belantailah "ucapnya sambil meneteskan air mata.
     
Begitu juga yang terjadi oleh Tukiran (64) saat disambangi tem media dikediamannya ia mengatakan,“ya beginilah keadaannya pak,?" ini saja saya selesaikan sendiri, Lantai yang kita duduki sekarang saya yang melantainya senderi, itu juga plaster depan rumah ya saya yang kerjain sendiri, habis 4 sak semen pak' Untuk lantai dan plaster itupun semennya saya beli sendiri, banyak yang saya beli sendiri begitu juga seperti, pasir.
       
Yang mereka kasih sama saya hanya 1 Cold Diesel, manalah cukup pak, makanya saya tambah 2 Cold Diesel pakai uang sendiri,kemudian Paku juga saya banyak menambah entah uda berapa kilo yang saya beli karena enggak saya catat pak, kira-kira 5 Kg lebih la pak ada yang saya beli pakai uang sendiri.
      
Lalu Batu bata  juga saya nambah beli sendiri sebanyak 300 biji, karena yang dikasih mereka kalau tidak salah hanya sebanyak 4.600 batu bata manalah cukup, karena saya nambah ukuran jendelanya lebih besar, makanya jadi cukup batu bata nya. kalau tidak tak taulah berapa buah lagi saya nambah batu batanya. 
     
Untuk Kusen jendela dan daun Jendelanya itu saya juga beli sendiri pak, karena jatah dari mereka tidak datang-datang makanya saya inisiatif beli sendiri, karena saya beli sendiri saya tambahlah ukurannya supaya bisa mengirit batu bata, sampai sekarang kusen dan daun jendela yang jatah dari mereka pun tidak ada, ya anggap hangus lah pak tidak ada"jelasnya.
       
Masih penjelasan Tukiran, "Inisial (M) juga meminta tambahan ongkos tukang sebesar Rp1,5 Juta, ya saya jawab,"berapa lamanya tukang kerja di rumah saya..?"
jawab inisial (M)"19 hari, kata Tukiran lagi, padahal saya hitung 15 hari, ya Saya hitungkan lah pak anggap saja upah tukang Rp200 Ribu/hari karena dia kerja sendiri, Saya hitung baru 3 juta upahnya, sementara upah tukang yang di berikan pemerintah 4 Juta sudah saya berikan sama inisial (M) semua uangnya, Rp4 juta seharusnya Saya bukan menambah mereka yang mengembalikan seharusnya, kan lumayan bisa nambah-nambah beli bahan-bahan material kekurangan yang lainya"Tuturnya.
     
"Toh akhirnya Saya mengerjakan rumah ini sendiri itu karena tukangnya gak pernah datang lagi, makanya saya tanyakan kepada (M) mengapa tukang enggak datang lagi, dan (M) menjawab dengan enteng"uangnya sudah habis, terus cemana ini kukerjain sendiri ya, jawan (M) "Silahkan..! makanya saya kerjakan sendiri pak.
       
"Kalaulah dari awal saya yang ngerjain sendiri dengan uang 27 Juta itu, mungkin jadinya rumah ini jauh lebih baik dan bagus dari yang sekarang ini, tapi gimana lagi jangan kan semua uangnya, tukang nya saja dari kami sendiri tidak diperbolehkan.
      
"Kalau tidak silap saya 1 minggu yang lalu saya menanda tangani dokumen-dokumen dan sekaligus di pasang stiker yang dari bapak Gubernur itu (Stiker Pembangunan/Rehabilitasi RTLH Prov. Sumud APBD TA 2021)
    
"Dan saya tanyakan mengenai kelanjutan pembangunan rumah ini, dia pun menjawab, bingung, seharusnya sudah selesai semua ini sampai ke tutup keongnya,"pungkas Tukiran mengahiri.     
(Eko S.Rino)

Artikel Terkait

Berita|Sumut|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

 


 

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami