Balada Kepala OPD Mengelak Ketemu JFP, Kini Terbingkai Nuansa Sejuk & Damai

Kabupaten Solok, Bidikkasusnews.com - Bulan Agustus semakin mendekat, khabarnya momentum 'kabinet' hasil Pilkada kemarin bakal dirombak. 

Karena hasil Pilkada melahirkan pemimpin baru, suasana baru dan ala serta style kepemimpinan baru.

Mahfum di Kabupaten Solok, kemenangan Bupati JFP dengan tagline 'Sejuk dan Damai' betul-betul membawa perubahan yang dinamis. Bahkan para kepala OPD yang masih bentukan Bupati Epyardi (sebelumnya) cukup nyaman bersamaan pasca hasil Pilkada.

Kalau dulu, pemenang Pilkada, bupatinya mengkandangkan kendaraan dinas  di halaman kantor Bupati. Para kepala OPD yang tak mendukung dicabut PA dan KPA pun dialihkan. Bahkan lawan politik kalau ada keluarganya, dipindahkan ke kecamatan. Itu dulu, tapi sekarang 'Sejuk dan Damai'. 

Beruntung hasil Pilkada dimenangkan JFP dengan rival incumbent.  Jamak orang tahu, incumbent ketika bertarung didukung full hampir seluruh kepala OPD dan pegawai sebagai tim sukses terselubung.  Ditopang kebijakan intervensi serta gerakan masif anggaran berkemas program kegiatan. Dinas Kesehatan  mengumpulkan petugasnya, Dinas Pendidikan para guru, Dinas Koperindag dengan  masyarakat UMKM dan seterusnya.

Contoh kecil,  pihak Sekretariat Daerah--sebagai jenderalnya birokrasi pemerintahan-red, tidak mengikutsertakan  tujuh (7) KAN, dari 74 nagari pada acara di hotel jelang Pilkada dengan kemasan program Peningkatan Kapasitas KAN se-Kabupaten Solok.

Yaitu KAN tiga nagari di Guguak Jawi-Jawi, Koto Gaek dan Koto Gadang kelahiran Bupati Gusmal. KAN Nagari Paninjauan asal Bupati Syamsu Rahim, KAN Kuncia tempat Bustamar, serta KAN Nagari Sungai Janih dan KAN Sumani.

Tapi, dengan pemberitaan media, menjadi batal acara yang dikemas Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari (DPMN), dari surat No.411.32/677/DPMN tgl 11 Nofember dibatalkan lewat surat No.411.32/685/DPMN-2024, prihal Pengunduran Acara KAN sampai Waktu ditentukan.

Namun qadarullah JFP yang dizhalimi kini jadi bupati. Andai kalah, niscaya akan bergelimpangan kesewenang-wenangan."Untung JFP menang, kalau tidak saya keluarga saya korban. Seperti korbannya Ustadz Sakar Soeib dipindahkan ke Hiliran Gumanti dan istrinya ke Junjungsirih",ungkap Anwar sebut saja begitu Timses JFP.

KETEMU MENGHINDAR

Sebegitu satirnya kezhaliman ke JFP, pengakuan Def, SH wartawan Senior, mengutip keterangan Ketua TP PKK Kabupaten Solok Ny.Nia Jon Pandu. "Pernah ibu Nia dengan suaminya Jon Pandu sedang di rumah makan, lalu datang plat merah, turun pejabat masuk rumah makan, karena ada JFP, mereka putar keluar lagi. Biarlah Ndak jadi makan, daripada beresiko ketemu JFP ", tirunya.

Adapula cerita di Convention Hall, waktu penurunan bendera 17 Agustus, berkebetulan JFP datang, tak satupun pejabat menyalami, kecuali Forkopimda. Belum termasuk berpapasan dengan JFP di tempat baralek pejabat menghindar, takut kena foto dan dilaporkan. Nomor JFP diblokir kepala dinas sudah cerita lumrah.

Namun, dengan tagline 'Sejuk dan Damai' suasana keharmonisan terlihat sumringah. Bahkan dalam berbagai kegiatan membuat kecemburuan pendukung, atas suasana demikian.

Namun bak kata orang dalam laut dapat diduga, dalam hati Jon Pandu siapa yang tahu.

(Yeye)

Artikel Terkait

Berita|Sumbar|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami