Kutacane, bidikkasusnews.com - Sejumlah supir angkutan umum di Kabupaten Aceh Tenggara mengeluhkan sepi penumpang, imbas kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah beberapa waktu lalu.
"Penumpang sepi, harga minyak naik, tarif baru belum ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah, kami sopir menjerit kalau begini, " ungkap beberapa sopir angkutan umum yang ditemui Awak Media di Terminal Terpadu Kutacane, Kamis (15/9).
Mereka juga mengatakan, jika para supir hanya bisa mengelus dada dengan kondisi seperti saat ini. Mereka, hanya bisa menanti penumpang datang untuk menggunakan jasa angkutan dan sembari juga menanti keputusan dari pemerintah terkait tarif jasa angkutan baru secara resmi.
Mereka juga mengaku, kondisi sulit ini dirasakan semenjak terjadinya kenaikan harga BBM. Karena, mereka merasa kenaikan BBM tidak serta merta dibarengi dengan penetapan tarif baru untuk jasa angkutan umum.
"Kalau pemerintah menaikan harga BBM, ya naikan juga lah tarif jasa angkutan umum biar seimbang. Ini harga BBM naik sudah cukup lama, tapi tarif jasa angkutan umum baru belum juga ditetapkan, " ujar Mereka.
Sementara, Dinas Perhubungan (DLLAJ) Agara, Jahrul, didampingi Sekretaris Akmal Hakim mengatakan, untuk penetapan tarif baru jasa angkutan belum ada keputusan secara resmi dari pemerintah.
"Belum ada penetapan kenaikan tarif jasa angkutan baru secara resmi dari pemerintah. Kami masih menunggu hasil rapat koordinasi pihak DLLAJ Provinsi, untuk menetapkan itu, " kata Jahrul, diruanganya, Kamis (15/9).
Menurut Jahrul, jika sudah ada keputusan informasi resmi dari pemerintah, secepatnya pihaknya akan memanggil Ketua Organda di Kabupaten setempat untuk segera menetapkan tarif baru bagi jasa angkutan di Agara.
Informasi yang dihimpun Awak Media, beberapa angkutan umum sudah mulai menaikan tarif jasa angkutan. Meski, secara aturan pemerintah belum mengeluarkan aturan resmi untuk penetapan tarif baru jasa angkutan.
Rata- rata tarif jasa angkutan di Agara sudah mengalami kenaikan, diantaranya, tarif angkutan becak motor (Bentor), angkutan antar Kabupaten Agara ke Kabupaten Aceh lainnya hingga angkutan antar Provinsi Aceh menuju Provinsi Sumatera Utara.
Dan kenaikan tarif jasa angkutan tersebut diduga hanya berdasarkan kesepakatan para sopir semata.
(Noris Ellyfian)
Komentar