Samosir, bidikkasusnews.com -Pembangunan Alur Tano Ponggol di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir yang menelan biaya Rp 300 miliar bersumber anggaran pusat mendapatkan perhatian dari masyarakat setempat. Pasalnya, pembangunannya disinyalir "asal jadi" hingga tidak sesuai spesifikasi. Bahkan, sejumlah bangunan alur itu sudah banyak retak dan terancam ambruk.
Saat awak media bidikkasusnew.com mengconfirmasi salah seorang warga masyarakat yang berada dilokasi proyek yakni bapak Naibabo yang sudah bermukim hingga puluhan tahun di kawasan Tano Ponggol mengatakan, salah satu kecurigaan proyek pembangunan di Tano Ponggol, yakni saat proses penggalian yang seharusnya 8 meter, namun ada dugaan pihak rekanan hanya melaksanakan 4 meter, sehingga kapal kapal besar dikhawatirkan akan sulit lewat seperti visi awalnya. Tidak itu saja, daya tahan bangunan dinding yang cepat rusak, karena sudah retak-retak. Hal ini menjadi masalah yang harus segera diusut.
"Banyak kejanggalan dalam proyek ini, kedalaman dan bangunan alur itu perlu diusut, " terangnya.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon saat ditemui awak media Senin, 11-1-2021 menegaskan, jika pembangunan itu memang dibuat asal jadi, maka itu harus diusut dan diungkap. "Harus diusut oleh aparat penegak hukum jika memang dibuat asal jadi," tegas Rapidin.
Namun, ia pun tidak menampik, sebelum ke pihak aparat penegak hukum, perlu dilakukan kajian oleh ahli bangunan untuk melihat kondisi tanah di lokasi pembangunan, sehingga dalam mengusutnya perlu objektivitas. "Mungkin kondisi tanah ada juga yang labil, sehingga perlu kajian mendalam dari ahli teknis, " tambahnya.
Informasi pembangunan alur Tano Ponggol yang sudah "rusak" sendiri telah viral di masyarakat dan menjadi bahan pembicaraan. Adapun pihak rekanan yang mengerjakan di tahap pertama pembangunan berasal dari Kota Medan. Dan saat ini, pembangunan sudah memasuki tahap pembangunan penggantian jembatan.
(Bastian Simbolon)
Komentar