Nias Selatan, Bidikkasusnews.com - Keputusan Bawaslu Provinsi Sumatera Utara yang merekomendasikan pembongkaran kotak suara di 32 TPS di Kecamatan Toma, dinilai tebang pilih dan diskriminasi.
Pantauan wartawan dilokasi, Selasa (14/05/2015) ratusan masyarakat Kecamatan Toma blokir jalan diberapa titik dengan menumbangkan pohon kelapa dan memalang pakai mobil truk persisnya di jembatan Gewa.
Akibat hal itu, pengguna jalan baik yang mengendarai roda 4 maupun roda 2 tidak dapat melewati jalan tersebut/putus total.
Dalam Spanduk yang bertuliskan "Demi Rasa Keadilan Demokrasi Se-Dapil V (lima) menyerukan agar dilakukan pembukaan kotak suara seluruh Dapil V.
Jika membuka kotak suara hanya di Kecamatan Toma, sama halnya memicu permasalahan ditengah - tengah masyarakat.
Jangan mengotori pesta Demokrasi yang diprakarsai oleh kepentingan titipan Bawaslu di Kabupaten Nias Selatan yang asal tebang pilih".
Pasalnya, pada pleno terbuka Rekapitulasi penghitungan dan penetapan perolehan suara Pemilu Tahun 2019 tingkat Kabupaten Nias Selatan beberapa hari lalu, yang menetapkan jumlah perolehan suara di masing-masing Partai dan Caleg.
Bawaslu Kabupaten Nias Selatan dalam beberapa rekomendasi kepada KPU Kabupaten Nias Selatan, tebang pilih dan sarat kepentingan Bawaslu Kabupaten Nias Selatan. Hal ini sesuai yang diberitakan sebelumnya oleh Media ini.
"Beberapa Partai Politik dan Caleg merasa keberatan atas tindakan Bawaslu Kabupaten Nias Selatan yang diduga tebang pilih dan punya kepentingan".
Terkait pemblokiran jalan itu, Kapolres Nias Selatan AKBP I Gede Nakti Widhiarta, S.IK meminta massa agar kendaraan yang berada diatas jembatan Gewa itu, dipinggirkan sehingga dapat dilalui kendaraan. Dengan berbagai upaya, akan tetapi tidak membuahkan hasil.
Untuk mengantisipasi hal - hal yang tidak diinginkan, ratusan personil Polres Nias Selatan masih berjaga - jaga dilokasi persisnya disekitar jembatan Gewa Desa Hilisataro Raya Kecamatan Toma. (Sabar Duha)
Komentar