Medan, bidikkasusnews.com - Puluhan wartawan yang meliput pemulangan jemaah haji Kloter 9 di Asrama Haji Medan diusir secara arogan oleh oknum Satpol PP Kota Medan dari Aula Madinatul Hujjah. Alasan yang diberikan, para wartawan mengganggu Walikota Medan, Rico Waas. Wartawan dilarang berdiri di belakang atau mendekati Walikota, meskipun area tersebut telah dibatasi pagar besi.
Perlakuan ini menuai kecaman dari Ketua DPW Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Sumatera Utara, HA Nuar Erde. Ia menilai tindakan Satpol PP arogan dan sombong, mencederai tugas jurnalistik. "Arogan, sombong, protap Walikota Medan mencederai tugas wartawan. Wartawan hanya menjalankan tugas, bukan mengganggu Walikota," tegas Nuar Erde pada Minggu, 22 Juni 2025. Ia membandingkan dengan kunjungan pejabat lain, di mana wartawan selalu diberi ruang untuk meliput.
Nuar Erde juga menyayangkan sikap Walikota Medan yang terkesan berjarak dengan masyarakat, bahkan menghentikan petugas Porlep yang sedang bertugas karena Walikota hendak masuk Asrama Haji. Ia mempertanyakan kewenangan Satpol PP yang dinilai melampaui tugas Kepolisian dalam pengamanan Walikota. "Asrama Haji bukan Balaikota. Pengamanan Walikota Medan berlebihan, berbeda dengan kunjungan kepala daerah lain yang lebih humanis," tambahnya.
Nuar Erde meminta Walikota Rico Waas lebih humanis dan tidak membiarkan anak buahnya bersikap arogan. Ia juga menyoroti masuknya petugas yang tidak memiliki ID Card ke Asrama Haji, yang kemudian malah mengusir wartawan yang bertugas dan memiliki badge.
Apresiasi diberikan kepada petugas keamanan dari kepolisian yang sigap menjaga kondusifitas dan bertindak tegas. Kabid Pengamanan, AKBP Yudi Atnis, ST, MH, memerintahkan pengusiran empat oknum Satpol PP dan protokoler yang tidak memiliki ID Card dari Aula Madinatul Hujaj. "Mereka dikeluarkan karena ketegasan aparat keamanan kepolisian. Kita apresiasi petugas keamanan Asrama Haji Medan dari Poldasu," tutup Nuar Erde.
(T.Hendri.H.Sihombing)
Komentar