PEKERJAAN PARIT DI DESA SIALANG TAJI MENUAI KRITIK DAN DIDUGA ADANYA INDIKASI MAR-UP DANA DESA

Labura, bidikkasusnews.com - Masyarakat Dusun Huta Baru Desa Sialang Taji Kesal dan kecewa pasalnya pembangunan parit (drainase) yang hanya pengerjaan penggalian saja sampai menelan biaya yang cukup fantastis.

Hasil investigasi awak media Bikas di lokasi rabu (19/12/18) pekerjaan tampak hanya sampai tahap penggalian dengan ukuran panjang 1400 meter dengan lebar galian satu meter serta dalam 70 centimeter.
     
Seperti yang tertera pada plang proyek Dana Desa tercantum nilai anggaran pekerjaan itu sebesar Rp. 58.369.122,-.
    
Hasil informasi yang dihimpun dari beberapa masyarakat sekitar lokasi pekerjaaan M warga Dusun 5 Huta Baru Desa Sialang Taji mengatakan ;bahwa pekerjaan drainase yang sedang dikerjakan oleh pemerintahan Desa Sialang Taji, Kec.Kualuh Selatan, Kab.Labuhanbatu Utara.diduga ada indikasi Mark-up.
     
Menurut (M) pekerjaan yang begitu sederhana namun anehnya menelan biaya yang begitu besar. Sangat mustahil pekerjaan galian parit tersebut sampai menelan biaya Rp.Rp.58.369.122,- sementara untuk pembayaran upah pekerja penggali parit hanya menghabiskan Rp23.800000,-padahal kalo dihitung dengan uang yang dikeluarkan untuk pembayaran para pekerja penggali parit dana anggaran itu masih lebih banyak lagi sisanya mencapai sebesar Rp34569122,- yang dipertanyakan dikemanakah uang sisa itu...!??
Ditambahkan bahwa selain terlalu memakan biaya yang sangat fantastis pekerjaan tersebut juga terkesan asal jadi serta tidak tepat sasaran, pasalnya parit yang digali tepat pada teritisan samping rumah saya hanya separoh berhenti disamping rumah, dan aliran air itu tidak tau kemana dialirkan.
      
"Saya berharap seharusnya galian tersebut mestinya diteruskan sampai tembus ke parit besar utama yang berada didepan Rumah saya yang berketepatan parit besar depan rumah saya berbatasan dengan parit perkebunan PTP.N III Labuhannaji, kalo masalah ada kendala masalah ada terhalang  jalan; kan ada solusi bisa jalan tersebut dibelikan Bes atau gorong-gorong untuk menyalurkan pembuangan air itu dari parit yang baru digali.
     
Akhirnya yang saya lihat air parit itu tidak tau arah aliranya kemana..!?? dan penggalian parit yang digali terkesan asal jadi dan membelok-belok hingga membuat warga ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan hingga menjadi folemik diwarga dusun setempat.
     
Hal senada juga disampaikan (H) salah seorang warga yang saat itu berada disalah satu warung yang sedang berkumpul mengatakan ; seharusnya pekerjaan penggalian parit tersebut terlebih dahulu kadus atau kadesnya mendatangi pemilik tanah yang mau digali tanahnya untuk pembuatan parit seharusnyakan dimusyawarahkan terlebih dahulu.walaupun katanya itu sudah dimusrenbangkan didesa tapikan ada baiknya dimusyawarahkan dulu mana yang pantas digali dan dimana dialirkan selanjutnya air itu..?
     
Dan kalo memang di RAB tidak ada bes atau gorong-gorong kan bisa ada kebijakan atau solusi bagaimana sebaiknya, apa lagi sisa dana itu masih banyak lagi sisanya kan bisa dialihkan untuk pembelian bis atau gorong-gorong untuk bisa dipergunakan untuk penyaluran air parit itu.jadi pekerjaan itu sehingga tepat sasaran dan bermanfaat.
     
Dan menurut saya pekerjaan galian parit itu kurang bermanfaat jadinya buat warga justru malah menimbulkan tempat berkembang biaknya nyamuk.
     
Dan salah satu pekerja penggali parit  saat dikonfirmasi ditempat dan hari yang sama kepada Bikas " saya bekerja menggali parit itu dibayar dengan hitungan PER meternya Sebesar Rp 17000,- dan kami ada 4 Kelompok.Dan keseluruhanya jumlah meternya ada 1400 Meter.
      
Menanggapi hal diatas anggota Dprd labura M.Sinurat dari praksi Gerindra dikomisi (B) kepada Bikas "sebaiknya pekerjaan yang menelan anggaran begitu besar perlu ada peninjauan ulang, seharusnya anggaran sedikit dan tepat sasaran. Apalagi mereka tidak memakai pihak Rekanan atau pemborong justru seharusnya bisa lebih irit.
    
Dan sisa uang itukan seharusnya  bisa dimanfaatkan untuk pembelian bes atau Gorong-Gorong untuk penyaluran air. Kalo sampai nanti ini jadi temuan BPK kan akhirnya mereka juga toh yang susah.
    
Dan Saya menilai sepertinya pekerjaan itu memang kurang bermanfaat dan ada indikasi Mark-up.
    
Sampai berita ini dirilis Kades Desa Sialang taji belum dapat dikonfirmasi baik langsung maupun via telepon. (Eko S Rino)

Artikel Terkait

Berita|Sumut|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

 


 

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami