WOOW.. RSUD LABURA, AEK KANOPAN SERAP ANGGARAN 4 SAMPAI 5 MILYAR OBAT TIDAK ADA

Labura, bidikkasusnews.com - Hasil informasi yang dihimpun awak media Bikas dari keluhan masyarakat Labura bahwa banyaknya pasien dari BPJS pribadi dan yang ditanggung oleh pemerintah melalui APBD dinilai Pelayanan obat di RSUD Labura Aek Kanopan selalu mengecewakan pasien BPJS Pasalnya pasien bila berobat di RSUD labura yang memerlukan Obat mahal selalu tidak ada dengan alasan pihak RSUD keterbatasan obat.
    
Hingga dengan terpaksa si pasien BPJS harus membeli obat mahal ke apotik dengan uang kantong pribadi.
    
Pegawai RSUD saat dikonfirmasi wartawan melalui KTU (S) dan Farmasi (SR) serta kasi pelayanan obat (R)Mereka menjelaskan pihak RSUD telah mengajukan pengadaan obat ke PPK namun sudah 3 bulan obat belum terealisasi.
      
Mengenai besarnya anggaran yang dikeluarkan dari dana APBD untuk kebutuhan pengadaan obat ketika ditanyakan awak media dikatakan (S) anggaran tersebut  mencapai 4 sampai 5 Milyar Rupiah untuk 3 triwulan/tahun.
     
Hal itu disampaikan (S) selaku KTU Saat ditemui di ruang meja kerjanya mengatakan, tahun 2019 RSUD Aek Kanopan menganggarkan antara 4 atau 5 Milyar yang berasal dari alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk pembelian obat - obatan yang dibutuhkan pada pelayanan pasien."    
     
Anggaran pembelian obat RSUD tahun ini antara 4 sampai 5 Milyar, namun saya kurang pasti. Alokasi dana berasal dari APBD Daerah dan Klim Jasa Pelayanan Medis BPJS tahun sebelumnya "
     
Dikatakannya bahwa dalam penyusunan anggaran untuk pembelian obat, RSUD membentuk Tim Penyusun yang terdiri dari dokter, apoteker, asisten apoteker." Pengadaan obat sesuai dengan formula yang disusun oleh Tim Penyusun, Tim inilah yang menyusun anggaran kebutuhan obat yang akan digunakan untuk perobatan pasien RSUD.
    
Sedangkan untuk proses pengadaannya RSUD melalui PPK langsung melakukan pemesanan ke penyedia barang melalui e - katalog.
    
Dikesempatan yang sama SR petugas instalasi farmasi RSUD Aek Kanopan mengatakan bahwa saat beberapa jenis obat telah habis stoknya, ia langsung mengajukan permintaan obat." Begitu obat habis langsung kami minta, seperti obat Tarivid contohnya, obat itu sudah lama kami minta dan sudah masuk. Namun sudah 3 bulan obat belum kami terima entah dimana kendalanya kami ngak tahu " ujar SR. ditambahkanya', Lagi menurut mereka obat yang dipesan belum tentu datang semua, mungkin habis persedian obat penyedia / pabrik farmasi.
      
Untuk Proses pemesanan dilakukan oleh PPK. Saat ini RSUD Aek Kanopan memakai PPK dari Dinas Kesehatan Kab. Labuhanbatu Utara. Proses pemesanan dapat dilakukan kapan saja, hanya pembayaran dilakukan sesuai dengan alur kes.
     
Anehnya saat dikonfirmasi wartawan para pegawai sepertinya ada gelagat yang diduga menyampikan keterangan saling kebingungan,dan saling buang bola serta cemas.
     
Hingga kini Direktur RSUD Dr.Mayang tidak dapat dijumpai yang diduga  sengaja menghindar dari wartawan untuk dikonfirmasi mengenai tanggapan pelayanan permasalahan yang ada dilingkungan kerjanya.
    
Meski sudah kesekian kali wartawan untuk menjumpai diruang kerjanya dan menyampaikan ke anggotanya namun tidak meresfon dan selalu beralasan-alasan. (Syahfrizal)

Artikel Terkait

Berita|Sumut|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

 


 

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami