Madu Galo-Galo Dikembangkan Generasi Milenial Sebagai Usaha Mikro
LIPUTAN KHUSUS Sijunjung, Bidikkasusnews.Com - Pengembangan budidaya galo-galo sebagai penghasil madu di Kabupaten Sijunjung sangat pesat dilakukan generasi mileneal dengan skala usaha mikro. Kini sudah ada 252 pelaku usaha mikro yang tergabung dalam 13 kelompok dengan koloni berjumlah 1.501 stup. Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir melalui Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi, Usaha Kecil Menengah (Dis.Dagperinkop UKM) yang dikepalai Ir.Yulizar, MP membentuk kawasan sentra madu galo-galo yang terintegrasi mulai dari hulu sampai hilirisasinya dalam wadah Kampung Madu Galo-galo Penunjang Pariwisata (KUDUGA NUSA). “Untuk tahap awal berada di 8 Nagari dan 4 kecamatan, sehingga menjadi pusat agroedu-wisata sebagai iconik Geopark Ranah Minang Silokek”,kata Yulizar kepada pers, Kamis, (23/6/2022).
Diungkapkan, potensi usaha ini sangat besar dikembangkan, namun terkendala faktor SDM yang masih relatif rendah terutama kewirausahaan, digitalisasi, penanganan pasca panen, perluasan akses pasar dan permodalan. Apalagi dengan kolaborasi lintas sektoral di kawasan Kampung Madu Galo-Galo, niscaya akan menghasilkan berbagai komoditi sebagai sumber pendapatan keluarga berupa Madu dan turunannya yang menjadi produk unggulan, buah-buahan produksi dari tanaman yang bunganya menjadi sumber pakan bagi galo-galo, bibit tanaman buah dan bunga, produk olahan yang bersumber dari nabati dan semua aktifitas dan produknya. “Inilah menjadi tempat belajar bagi anak sekolah sehingga menjadi agroedu-wisata yang sekaligus akan menunjang kepariwisataan di Kab. Sijunjung”,timpalnya.
Dari galo-galo ini dihasilkan madu dalam struktur hitam atau coklat kecil yang tidak beraturan yang tercakup dalam propolis, dimana kualitasnya tidak kalah dari madu keluaran lebah walau produksinya lebih sedikit. Madu galo-galo mengandung sekitar 200 senyawa seperti vitamin, enzim, asam amino dan mineral dengan kandungan utama air dan gula yang didominasi dari jenis fruktosa sekitar 32 – 38 %. Juga mengandung antioksidan yang tinggi. Manfaat madunya berguna anti mikroba, mengatasi radang, mengatasi gangguan neurologis, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, anti diabetes dan lainnya.
Proses budidaya galo-galo ini bila dilihat sepintas tidaklah sulit, dengan mengambil sarangnya dan dimasukkan kedalam kotak yang terbuat dari kayu dan ditutup rapat sehingga hanya ada 1 lubang kecil sebagai tempat masuk dan keluarnya galo-galo. Bila mereka nyaman dengan sarangnya, seiring dengan perjalanan waktu nantinya akan bertambah populasinya dan akan menghasilkan madu dan propolis. Jadi potensinya sangat besar untuk dikembangkan sebagai salah satu kegiatan ekonomi produktif terutama untuk generasi mileneal di Kab. Sijunjung.
Aktifitas Budidaya galo-galo secara intensif di Kab. Sijunjung, dimulai sejak tahun 2018 secara individu, kemudian jumlahnya berkembang dan mulai membentuk kelembagaan berupa kelompok yang saat ini sudah ada 13 kelompok yang tersebar di 11 Nagari dan 6 kecamatan.
Kampung Madu Galo-galo Penunjang Pariwisata merupakan sebuah gerakan yang fokus, intensif dan masif serta kolaboratif lintas sektor sehingga melalui gerakan ini diharapkan mampu mengembangkan semua potensi yang ada di kelompok dengan komoditi utama budidaya galo-galo dari hulu ke hilir sehingga menjadi sebuah destinasi agroedu-wisata untuk penunjang pariwisata di Kab. Sijunjung dengan icon Geopark Ranah Minang Silokek.
Maksud ditetapkannya Kampung Madu Galo-galo adalah untuk memberikan arah supaya lebih fokus dalam pengembangan potensi pelaku usaha mikro dengan usaha budidaya madu galo-galo melalui kolaborasi kegiatan lintas sektoral sehingga menjadi pelaku usaha mikro yang kuat dan tangguh.
(def/y)
Komentar