Aceh Singkil, BidikKasusNews.Com - Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (Centrovets - OHCC USK) Provinsi Aceh menggelar Pelatihan membahas program pemberdayaan peternak dan vaksinasi ternak guna mencegah risiko penularan penyakit zoonosis dan mendukung konservasi satwa liar di Lanscape Leuser.
Acara tersebut, yang melibatkan berbagai pihak termasuk instansi pemerintah kabupaten Aceh Singkil yaitu Dinas Tanaman Pangan,Hortikultura dan Perternakan akademisi, berlangsung bertempat di Aulia Dinas TPHP, Aceh Singkil Minggu tanggal (21/7/2024).
Acara tersebut di buka oleh Syam'un Nasution sebagai Plt kepala Dinas tanaman panggan, Hortikultura dan Perternakan.
Selanjutnya Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Drh. Teuku Reza Ferasyi, mengatakan tujuan kegiatan ini untuk menyamakan persepsi mengenai pelaksanaan pemberdayaan peternak dan program vaksinasi.
Keduanya bertujuan untuk mencegah transmisi penyakit yang mungkin terjadi dari interaksi antara manusia, hewan ternak, dan satwa liar di Lanscape Leuser.
“Perubahan tutupan dan fungsi hutan, terutama di kawasan pinggiran hutan, menyebabkan risiko limpasan patogen lebih besar antara satwa liar, hewan ternak hingga ke manusia,” jelasnya.
“Dari kegiatan ini kami berharap mendapatkan informasi terkini tentang pola kehidupan masyarakat peternak di wilayah tersebut, terutama yang berbatasan langsung dengan wilayah hutan lindung atau Lanscape Leuser,” ungkap Drh. Teuku Reza.
Upaya diperlukan untuk membantu masyarakat di pinggiran hutan memahami manajemen kesehatan ternak dan pengendalian penyakit, juga melindungi satwa liar.
Lebih lanjut, Drh. Teuku Reza menyampaikan rencana pelaksanaan vaksinasi untuk ternak pada tahun 2024. Tahun ini, fokusnya adalah merancang desain kegiatan dan memilih lokasi kandang untuk peternak untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan, untuk hewan ternak.
Walau belum ada laporan kasus penyebaran penyakit dari satwa liar ke ternak warga, yang nanti akan melakukan penelitian untuk mengidentifikasi potensi risiko penularan penyakit dari satwa liar ke ternak.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mencegah risiko penularan penyakit zoonosis dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di pinggir ekosistem Leuser,” jelasnya.
Selain vaksinasi, program ini juga akan memberikan pendampingan kepada masyarakat peternak dan memberdayakan mereka dalam membangun upaya mitigasi interaksi negatif dengan harimau.
“Program memprioritaskan wilayah-wilayah berisiko tinggi di mana ternak dapat dimangsa oleh harimau, kita juga mengenalkan pendekatan mitigasi lain misalnya melalui adopsi kandang anti serangan harimau,” tambahnya.
bahwa prioritas dari program ini adalah konservasi harimau Sumatera, dengan pendekatan tetap aman di habitatnya turut sejahtera.
Acara tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Tanaman pangan,Hortikultura dan Perternakan, berseta jajarannya,kodim berseta jajarannya,Kapolsek Singkil utara berseta jajarannya,Tim kedokteran hewan propinsi Aceh dan perta tamu udangan "Tutupnya.
(Muklis)
Komentar