WARGA DESA SUKARAME BARU RESAH AKIBAT JALAN RABAT BETON DIBUAT PALANG OLEH KADES

Labura, Bidikasusnews.com - Pembangunan jalan didesa adalah bertujuan untuk, memudahkan pengguna jalan baik roda dua maupun roda empat. agar memudahkan masyarakat untuk beraktifitas, baik itu untuk kelancaran mengeluarkan pendapatan sumber hasil tani, dan untuk kelancaran pengguna jalan lain lain.
     
Namun yang terjadi di dusun Pulo Gambut, Desa Sukarame, Kec.Kualuh Hulu, Lab.Labura. pembangunan jalan Rabat Beton menjadi, perbincangan dan keresahan para pengguna jalan.
     
Pasalnya jalan tersebut dibuat palang oleh oknum Kades yang sudah hampir berjalan 1 (satu) tahun. Hingga badan jalan menjadi sempit, sulit untuk dilintasi mobil seperti ambulance, atau mobil pribadi.
     
Hasil informasi yang dikutip awak media Bikas melalui, warga dusun Pulo Gambut, Desa Sukarame baru, dikatakan "Kami warga masyarakat, resah akibat ampang ampang yang dibuat oleh  Kades R.Simamora dijalan rabat beton yang baru selesai dibangun pada tahun 2018 yang sumber dananya dari Anggaran Dana Desa.
       
Sampai saat ini palang yang dibuatnya dijalan Rabat Beton tersebut, masih belum juga dibuka. sehingga mengakibatkan  warga merasa terhambat untuk beraktivitas melintasi jalan Rabat Beton tersebut, terutama untuk mengeluarkan hasil panen "kami, dan seperti untuk pelayan mobil ambulance juga terhambat tidak dapat mengangkut pasien yang sedang sakit untuk mengantar sampai tempat tujuan dalam keadaan urgen.
     
Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu ada  warga yang hendak melahirkan Karna terhambat oleh adanya palang, hingga mobil ambulan tidak bisa masuk dan mengantar pasien, terpaksa pasien harus digotong Karna lambatnya dijalan, sampai akhirnya pasien yang hendak melahirkan meninggal. diKarnakan terhambatnya akibat jalan Rabat Beton itu, dipasang palang oleh, Kades Sukaramebaru.
Diduga kades tidak berani buka palang itu akibat mutu rabat beton yang dibangun tidak berkualitas, seperti fakta yang terlihat dilapangan  dalam pembuatan jalan rabat beton tersebut tidak memaka  material Batu Kerikil melainkan dengan menggunakan material batu petron. Jadi dikawatirkan kualitasnya tidak maksimal, dan takut bangunan itu cepat rusak,  maka Kades membuat palang dijalan rabat beton itu.
     
Menurut  warga akibat palang yang dibuat Kades yang sudah hampir setahun itu, membuat warga masyarakat resah, dan beberapa kejadian kembali seperti, ada warga yang meninggal, terpaksa Peti mayatpun harus terpaksa digotongi, kemudian ada lagi warga pesta, mobil tak bisa masuk, hingga makanan katering tidak bisa diantar sampai tempat. terpaksa harus dibongkar dan dipindahkan dengan kendaraan lain.
     
Begitu juga hasil panen warga petani sawit terpaksa harus ekstra keras melangsir sawitnya untuk di keluarkan.
       
Masalah keluhan ini  Sudah hampir berjalan satu tahun, namun palang itu tidak juga dibongkar oleh kades. 
     
Bahkan beberapa  masyarakat sudah membuat surat pernyataan dan menanda tangani atas permohonan agar jalan dijalan rabat beton itu, dibongkar agar warga tidak susah bila mengeluarkan hasil petani sawit, dan keperluan lain lain.
     
Diduga  jalan rabat Beton itu tidak berkualitas, Karna bila roda empat pribadi melewati jalan itu, jalan bakal rusak dan pecah. 
     
Diduga pekerjaan itu ada manipulasi Karna, material yang digunakan tidak sesuai RAB. yang seharusnya batu kerikil yang digunakan untuk cor jalan Rabat beton itu, tapi sesuai pakta dilapangan yang dipakai memakai material batu Petrun.
     
Seperti pada gambar yang terlihat pada saat pengerjaan pengecoran jalan rabat beton panjang 279 M. Kali Lebar 2,5 M. terlihat material yang digunakan dengan batu pitrun bukan pakai material Batu kerikil.
     
Warga Masyarakat meminta kepada instansi terkait inspektorat Labura agar meninjau ulang, dan bila perlu membongkar kerjaan yang diduga tidak sesuai Bestek. (Eko S Rino)

Artikel Terkait

Berita|Sumut|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

 


 

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami