Mas Mendikbud Makarim Bikin Gaduh Gara Dikmas Se-Indonesia

Padang, Bidikkasusnews.Com - Kebijakan Mas Menteri Pendidikan & Kebudayaan Nadien Makarim, bikin gaduh, resan dan membuat tidak nyaman di lingkungan Dunia Pendidikan khususnya pada Direktorat Non Formal. Yaklni dengan dihilangkannya nomenklatur kata-kata Pendidikan Masyarakat (Dikmas) pada salah satu Dirjen yang adaada di struktural Kemendikbud.

Mas Menteri Makarim terlihat Inkonsistensi atas ucapan dan arahan kebijakan yang telah diperbuat serta penerapannya. Sehingga dikhawatirkan kalau tidak ada kebijakan, perubahan untuk mencantumkan ‘lagi’ nomenklatur PNFI atau Dikmas dengan segera pada Dirjen, niscaya akan berlanjut terus demo besar-beearan seluruh aktivis Pendidikan Masyarakat se Indonesia ke Istana Presiden. Mirisnya, Dunia Pendidikan Non Formal di Indonesia akan terguncang.

Kronologisnya, era Kabinet Presiden Jokowi ke satu, masih ada namanya Dirjen PAUD dan Dikmas. Kini era pemerintahan Jokowi kedua, justru Dikmas dilenyapkan atau dibeslah pada nomenklatur. Akibatnya, menimbulkan gejolak dari para aktivitas Pendidikan PNFI/Dikmas, Lembaga Kursus, PKBM, Ikatan Mahasiswa PLS, LSK, Guru Besar, Dosendan IMADIKLUS se-Indonesia telah demo yang disertai orasi di depan Gedung Kemendikbud 8 Januari 2020 kemarin.

Menurut Ketua FK PKBM Sumbar H.Syafrizal Ben, S.tM yang turut menghadiri langsung ke Jakarta datang dari Padang, demo tersebut, intinya meminta Mas Menteri Makarim jangan gegabah membuat terobosan dengan cara menghapus yang sudah berjalan baik selama ini. “Jika tidak segera direspon Mas Menteri Makarim, niscaya gelombang aktifitas demo yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia yang berkaitan dengan hajat Dikmas/PNFI akan melakukan demo ke Istana presiden. Kemarin seluruh perwakilan Indonesia berdatangan dan juga menghadap ke DPR RI, bahkan sempat delapan kali sidang di DPR RI pada Komisi yang membidangi Pendidikan”,tukuk pemilik Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM-YPBP) Yayasan Pendidikan Bukit Putus Kayu Aro, Kabupaten Solok Sumbar ini.
Jika dicermati, mungkin pola pikir Mas Mentri Makariem sebagai Bisnisman Gojek yang terbiasa selalu mencari keuntungan besar memimpin perusahaan dengan kedisiplinan yang tegas. Sementara pada Dunia Pendidikan mrupakan investasi SDM jangka panjang yang telah digariskan dalam Pembukaan UUD 1945. Keuntungannya adalah alih ilmu teknologi yang akan menguntungkan masyarakat di masa kini dan kedepan. Sebagai orang baru mengelola Dunia Pendidikan perhitungannya bukanlah secara matematika. Apalagi kekuatan Mas Menteri Makarim didukung staf yang muda-muda, niscaya setiap kompleksitas para pakar pendidikan yang bergelar Prof/DR termasuk LIPI, tidak bisa diabaikan begitu saja.

Sejatinya mas Mentri Makarim harus paham denganPendidikan Non Formal. Bahkan Pendidikan Non Formal sebetulnya lebih unggul dengan cara belajar nya dengan menerapkan bebas belajar. Yaitu bisa belajar pagi, sore, malam, belajar di rumah saja, PKBM home scholing, bisa belajar daring (dalam jaringan) bagi karyawan, PKBM, LKP.
Sebelumnya para lembaga ini sudah terakreditasi serta mempunyaiNomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), memiliki tersendiriUU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Psl 26, yakni dimana Peserta Didiknya telah terdaftar dalam DAPODIK Kemendikbud. Kemiudian lembaga PKBM yang mengelola Pendidikan Aksara, Kesetaraan, Keterampilan Vokasi, justru PKBM ini telah lolos Uji Kompetensi, Kelayakan dan telah Terakreditasi dari oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Kekurangan apa lagi lembaga DIKMAS serta PAUD yang kini di era Mas Mentri Makarim digabung saja jadi Dirjen Paud Dikdas dan Dikmen. Sementara nama ‘Dikmas’ yang telah memayunginya dilenyapkan begitu saja. Ingatkah Mas Mentri dengan tagline nya yang Inkosisten, yang berbunyi, “Pendidikan penuh dengan kompleksitas manusia. Tidak bisa dengan approach yang sama.Satu hal yang saya sadari, ternyata banyak sekolah-sekolah yang terbaik, yang jsutru datang dari Sekolah Non Formal”. Maka wajar dalam demonstrasi komunitas para aktivis, pegiat dan pengelola Dikmas, seperti Pendidikan PNFI/Dikmas, Lembaga Kursus, PKBM, Ikatan Mahasiswa PLS, LSK, Guru Besar, Dosendan IMADIKLUS se-Indonesia di Jakarta, di antaranya juga membawa baliho bergambarkan Mantan Menteri Kelautan Susi Puji Astuti. Bunyi taglinenya, ‘Haruskah Ku bilang Wow Gitu, jika DIKMAS ditenggelamkan’. (way)

Artikel Terkait

Berita|Sumbar|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

 


 

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami