TANJUNG BALAI, Bidikkasusnews.com - Pada abad ke 17 Masehi Kesultanan Asahan merupakan salah satu pemerintahan yang cukup berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam yang mencakup di pesisir pantai timur
Sangat di sayangkan puncak kejayaan tersebut tak banyak bukti monumen yang tersisa kecuali Bangunan Mesjid Raya sultan Ahmadsyah yang letak nya di Kelurahan Indra Sakti, Kota Tanjungbalai Sumatera Utara
Mesjid yang didirikan pada sekitar tahun 1884 hingga 1888 yang bercorak melayu ini di klaim mesjid tertua di sumatera Utara.
Mesjid Raya yang masih di percayakan pengelolaan nya kepada anak anak keturunan kesultanan Asahan ini di bangun pada masa Sultan Asahan ke IX Tuanku Ahmadsyah dan sampai sekarang bentuk bangunan lama mesjid ini juga gak banyak berubah.
Menurut salah seorang pengurus Mesjid raya ini yang merupakan keturunan dari kesultanan Asahan mengatakan jika mesjid ini memang tidak banyak perubahan.
" iya Benar " Ucap nya saat di konfirmasi Wartawan Bidikkasusnews.com pada jumat (11/08)
Lanjut nya, menurut informasi yang saya dapat mesjid ini adalah mesjid tertua " Ujar nya.
" Mesjid ini di bangun pada tahun 1884, bentuk asli mesjid ini juga gak banyak berubah, pilar pilar nya masih kokoh " Lanjut nya.
Dia juga mengungkapkan jika Mesjid Raya Ini sudah hampir satu setengah Abad, dan memiliki bagian unik di ruang utama pada mesjid Raya ini.
" Lihat saja " Kata nya sekali lagi, tak terdapat tiang pondasi di tengah sehingga jamaah yang melakukan ibadah tidak terhalang pandangan nya ke arah mimbar ketika melaksanakan sholat.
Kemudia dia menuturkan jika pilar tiang pondasi mesjid ini.berjumlah 40 buah yang terdapat di bagian teras bangunan saat ini masih berdiri kokoh.
" Konon saat membangun tiang pilar ini tidak menggunakan semen, aka tetapi menggunakan campuran tanah liat, pasir dan batu " Pungkas nya.
Amatan Wartawan Bidikkasunews.com, menandakan mesjid ini merupakan bangunan kuno terdapat pada bagian depan mimbar nya berukir khas dengan kayu jati tempat khatib menyampaikan ceramaah terutama pada salat Jumat.
Mimbar yang berdiri tegak di depan shaf jamaah ini lebih ke ornamen atau nuansa China - Melayu hal ini menandakan bahwa daerah pesisir ketika itu juga mendapat pengaruh dari saudagar cina yang mencari peruntungan dari berdagang sebab berbatasan langsung dengan selat Malaka.
Masjid ini juga bisa menampung lebih kurang hampir 2 ribu jemaah dan kubah nya ada satu yang berdiri di bagian teras nya.
Jika kita ke belakang mesjid raya tapat nya di luar ruangan terdapat puluhan makam keluarga atau kerabat kesultanan Asahan. Beberapa nisan tampak terlihat kuno menandakan bahwa makan tersebut boleh jadi lebih dulu ada ketimbang bangunan masjid.
Sampai di sini dulu para pembaca setia media " Bidik Kasus " dan untuk selanjut nya kami akan menyajikan sejarah sejarah merupakan peninggalan Kesultanan Asahan lain nya yang berada di Kota Tanjung Balai
( INDRA SARAGIH, SE )
Komentar