Jakarta, bidikkasusnews.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 17-18 Desember 2024. Kebijakan ini sejalan dengan upaya menjaga inflasi di target 2,5±1% untuk 2024-2025, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Menurut, Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Kamis (19/12/2024) mengatakan, ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik menjadi perhatian utama. BI terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah melalui intervensi pasar, penguatan operasi moneter, dan instrumen seperti SRBI dan SVBI untuk menarik investasi asing.
Dari sisi domestik, kebijakan makroprudensial longgar diterapkan untuk mendukung sektor prioritas seperti UMKM dan ekonomi hijau. Digitalisasi sistem pembayaran melalui layanan BI-FAST diperluas untuk memenuhi kebutuhan transaksi yang cepat dan aman. Selain itu, sinergi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat untuk mengatasi tekanan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif, dengan proyeksi 4,7-5,5% pada 2024 dan 4,8-5,6% pada 2025. Konsumsi domestik, investasi, dan sektor industri menjadi pendorong utama, meskipun ekspor nonmigas melambat akibat pelemahan ekonomi global.
Neraca pembayaran mencatat surplus, didukung oleh ekspor komoditas utama dan aliran modal asing yang kembali meningkat. Posisi cadangan devisa Indonesia juga kuat, mencapai 150,2 miliar dolar AS pada akhir November 2024.
Bank Indonesia menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar Rupiah, sembari terus mendukung pertumbuhan melalui bauran kebijakan yang terarah dan sinergi dengan pemerintah.
(Red)
Komentar