Medan, bidikkasusnews.com - Ibadah haji, sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna, kadang diwarnai suka dan duka. Muhammad Lukman Hakim Hasibuan, petugas haji asal Medan dan Ketua Kloter 9 KNO, mengalami hal ini secara mendalam. Terpilih sebagai petugas haji melalui seleksi ketat, Lukman menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan keikhlasan, terutama saat menghadapi kepergian dua jemaah yang wafat dalam satu hari.
Jumat, 20 Juni 2025, menjadi hari yang berat namun sarat makna bagi Lukman. Ia harus mengurus kepergian dua jemaah, Erwin Dasnir Tanjung dan Sri Sukenti, yang meninggal dunia di Makkah. Lukman, bersama timnya, tidak hanya menjalankan tugas administratif, namun juga berperan sebagai pengayom dan penyejuk bagi keluarga yang sedang berduka. Mereka mendampingi prosesi pemandian, pengkafanan, hingga pemakaman, menunjukkan empati dan kepedulian yang tulus.
Pengurusan jenazah Erwin, yang wafat dini hari, diikuti dengan kesempatan langka dan mengharukan: ikut mensholatkan jenazah di Masjidil Haram setelah sholat Jumat. Meskipun kelelahan mengurus jenazah Sri Sukenti hingga larut malam, Lukman tetap menjalankan tawaf wada', sebuah ritual perpisahan dengan Ka'bah yang penuh haru. Ia merasakan kelelahan fisik, namun menemukan kekuatan spiritual yang luar biasa. Tawafnya terasa ringan dan cepat, seakan dibimbing dan didoakan oleh kedua almarhum.
Kisah Lukman bukan sekadar laporan tugas, melainkan potret keikhlasan dan pengabdian seorang petugas haji yang meletakkan tugas kemanusiaan di atas segalanya. Ia memperlakukan para jemaah, terutama yang sakit dan wafat, seperti keluarganya sendiri. Pengalamannya menunjukkan betapa tugas sebagai petugas haji memerlukan kekuatan fisik dan mental yang luar biasa, dibalut dengan keikhlasan dan kepedulian yang tulus. Kisah Lukman menjadi inspirasi dan teladan bagi semua petugas haji dalam menjalankan tugas mulia ini. (T.Hendri.H.Sihombing).
Sumber Humas Media Center Haji
Komentar