Kota Jambi, Bidikkasusnews.com – Menyikapi sejumlah persoalan terkait Makan Bergizi Gratis (MBG) dibeberapa daerah lain di Indonesia, mulai dari makanan tidak layak hingga keracunan massal.
Pemerintah Kota Jambi, Dalam hal ini Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, MKM, menegaskan komitmennya menjaga kualitas dan keamanan serta pengawasan ketat dalam pelaksanaan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berjalan di Kota Jambi tidak mengalami kendala maupun permasalahan serupa.
“Kita sudah instruksikan seluruh pihak terkait, khususnya Dinas Kesehatan, untuk melakukan pengawasan menyeluruh. Bahkan sebelum program ini dimulai, kita lakukan pemeriksaan dan pendampingan secara berkala,” ujar Walikota Maulana.
Wali Kota Jambi Maulana juga menjelaskan, persiapan dilakukan secara detail, mulai dari pemeriksaan kesehatan para petugas hingga uji kelayakan peralatan yang digunakan, untuk memastikan seluruh pihak yang terlibat benar-benar layak.
“Setelah uji klinis terpenuhi dan standar keamanan terjaga, barulah kita meluncurkan program MBG di Kota Jambi," pungkasnya, senin (29//9/2025).
Selain itu, Pemkot Jambi juga terus menjalin koordinasi intensif dengan para penyedia makanan serta melakukan monitoring berkala agar kualitas pangan yang diberikan kepada siswa tetap terjamin.
Diketahui, Badan Gizi Nasional pada minggu lalu mengumumkan sepanjang periode Januari hingga September 2025 tercatat 70 insiden keamanan pangan, termasuk insiden keracunan dan 5.914 penerima MBG pun terdampak.
Dari 70 kasus itu, sembilan kasus dengan 1.307 korban ditemukan di wilayah I Sumatera, termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dan Kota Bandar Lampung, Lampung.
Kemudian, di wilayah II Pulau Jawa, ada 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG yang terdampak, dan di wilayah III di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara ada 20 kasus dengan 997 penerima MBG yang terdampak.
Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utama ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu e-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam. Kemudian, staphylococcus aureus pada tempe dan bakso, salmonella pada ayam, telur, dan sayur, bacillus cereus pada menu mie, dan coliform, PB, klebsiella, proteus dari air yang terkontaminasi.
(Arif)
Komentar