Batubara, bidikkasusnews.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Labuhan Ruku terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pembinaan warga binaan melalui pengembangan akses pendidikan tinggi di dalam lapas. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Lapas Labuhan Ruku bersama Universitas Muhammadiyah Asahan (UMMAS) tengah menjajaki kerja sama penyelenggaraan program perkuliahan bagi warga binaan pemasyarakatan.
Dalam rangka membahas rencana tersebut, Kepala Lapas Kelas IIA Labuhan Ruku, Soetopo Berutu, bersama Rektor UMMAS, Prianda Pebri, S.Pd., M.Pd., melakukan audiensi ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara pada Selasa (14/10/2025). Pertemuan tersebut diterima langsung oleh Kepala LLDikti Wilayah I Sumut, Prof. Saiful Anwar Matondang, Ph.D., guna memperoleh arahan serta dukungan terhadap pelaksanaan program tersebut.
Rektor UMMAS, Prianda Pebri, menyampaikan bahwa tujuan utama dari perkuliahan di dalam lapas adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas bagi warga binaan, sekaligus menumbuhkan kesadaran hukum dan keterampilan akademik yang bermanfaat bagi mereka setelah bebas.
Kepala LLDikti Wilayah I Sumut, Prof. Saiful Anwar Matondang, menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan dukungannya terhadap program pendidikan di dalam lapas. Menurutnya, secara regulasi tidak terdapat larangan bagi perguruan tinggi untuk melaksanakan kegiatan akademik di lingkungan pemasyarakatan. Ia juga menyarankan agar UMMAS mempertimbangkan penerapan sistem pembelajaran High-Grip, yakni kombinasi enam kali pertemuan tatap muka dan enam kali pertemuan daring.
“Kami sangat mendukung program-program yang memberikan dampak positif bagi masyarakat, termasuk bagi warga binaan di Lapas. Pendidikan adalah kunci untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik,” ujar Prof. Saiful.
Meski demikian, Prof. Saiful menegaskan bahwa penetapan metode perkuliahan tetap harus melalui keputusan rapat senat universitas. Setelah memperoleh keputusan tersebut, UMMAS diharapkan menyampaikan kembali proposal yang telah disesuaikan kepada bagian Kelembagaan LLDikti Wilayah I untuk proses persetujuan lanjutan.
Kepala Lapas Labuhan Ruku, Soetopo Berutu, mengapresiasi dukungan yang diberikan LLDikti serta kesiapan UMMAS dalam mewujudkan program tersebut. Menurutnya, pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembinaan warga binaan agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan bekal yang lebih baik.
“Program seperti ini telah berjalan di beberapa lapas lain dan terbukti memberikan manfaat besar. Kami berharap kerja sama ini dapat segera terealisasi di Lapas Labuhan Ruku sebagai wujud nyata komitmen kami dalam pembinaan yang berkelanjutan,” ujar Kalapas Soetopo Berutu.
Lebih lanjut, Kalapas menegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan tinggi di dalam lapas bukan sekadar peningkatan kapasitas akademik, tetapi juga upaya mengubah cara pandang masyarakat terhadap mantan narapidana.
“Kami berharap dengan terselenggaranya pendidikan ini, setidaknya dapat menggeser paradigma di masyarakat bahwa mantan narapidana tidak memiliki manfaat atau bahkan dianggap sebagai sumber masalah. Justru kami bangga apabila kegiatan ini dapat berlangsung dan menjadi legacy bagi peningkatan kualitas SDM di wilayah Batubara–Asahan. Terlebih, kondisi lapas saat ini mencatat sekitar 800 orang residivis, dan hal ini tentu tidak elok. Karena itu, kami harus mempersiapkan mereka agar dapat kembali ke masyarakat dengan keterampilan dan kemampuan bersaing yang baik,” tegas Kalapas Soetopo Berutu.
Program pendidikan tinggi di Lapas Labuhan Ruku diharapkan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia warga binaan serta memperkuat sinergi antara lembaga pemasyarakatan dan dunia pendidikan. Kegiatan ini juga menjadi yang pertama kali di Sumatera Utara, di mana sebuah lapas menjalin kerja sama dengan universitas untuk menyelenggarakan perkuliahan bagi warga binaan—sebuah kebanggaan tersendiri bagi Lapas Labuhan Ruku.
(A.Nst)
Komentar