Samosir, bidikkasusnews. Com - Mengetahui banyaknya keluhan masyarakat atas ketidak berfungsiannya pipa air bersih yang sudah ditanam sejak tahun 2022 lalu, melalui pelaksanaan Proyek Pengembangan Jaringan Distribusi SPAM Parjonggi Desa Pardomuan I Kecamatan Pangururan kabupaten Samosi Tahun Anggaran 2022, yang menelan anggaran sebesar Rp. 1.891.000.363,69
Diketahui bahwa pekerjaan tersebut didanai melalui DAK pada APBD kab. Samosir TA. 2022.
Sementara pekerjaan penanaman pipa tersebut meliputi di Desa Pardomuan I, Kelurahan Pintusonas dan Desa Hutanamora kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Jimmi P. Simbolon selaku Ketua DPC Pemuda Karya Nasional Samosir saat ditemui awak media bidikkasusnews.com ditempat Usahanya RM. Lamongan yang berada di Terminal Onan Baru beberapa waktu lalu, "begitu banyaknya masyarakat di desa Hutanamora yang mengeluhkan akan sulitnya pelayanan sumber air bersih yang selama ini dilakukan oleh PDAM Tirtanadi Cabang Samosir.
Seharusnya dengan adanya Proyek Pengembangan Jaringan Distribusi SPAM yang menelan Anggaran Lebih dari 1.89 M yang dikerjakan tahun lalu, maka persoalan kekurangan pelayanan Air bersih tahun ini sudah dapat diatasi, faktanya proyek tersebut sampai saat ini belum memberi manfaat, bisa disebut sia sia atau penghamburan anggaran", demikian disampaikan.
Guna mendapatkan informasi yang lebih jauh, awak media mengkonfirmasi langsung Polin Manurung selaku Kabid. Cipta Karya dan Pengairan di Dinas PUTR Kab. Samosir diruang kerjanya pada Jumat, 23-6-2023.
Saat ditanyakan apakah proyek Pengembangan Jaringan Distribusi Spam yang menelan Anggaran Rp. 1.891.000.363,69 tahun lalu merupakan usulan dari Pihak PDAM Tirtanadi Cabang Samosir untuk mendukung peningkatan pelayanan mereka, seperti peningkatan volume air yang bisa sampai ke pelanggan, peningkatan jumlah pelanggan yang akan terlayani, Polin Manurung, ST mengatakan bahwa memang itu bukan berdasarkan usulan Pihak PDAM Tirtanadi.
Artinya ini adalah inisiatif dan merupakan perencanaan sendiri oleh pemerintah Kabupaten Samosir.
Ditempat terpisa Kepala PDAM Cabang Pangururan Samosir Poltak Sitanggang saat ditemui diruang kerjanya memberikan beberapa keterangan.
Saat ditanya sejauh mana keterlibatan pihak PDAM Tirtanadi Cabang Pangururan dalam proyek Pengembangan Jaringan Distribusi SPAM Parjonggi Desa Pardomuan I Kecamatan Pangururan kabupaten Samosi Tahun Anggaran 2022, yang menelan anggaran sebesar Rp. 1.891.000.363,69, beliau menerangkan, "pihaknya baru dilibatkan pada saat pelaksanaan quisining test (uji coba). Artinya sejak awal pihaknya tidak ikut terlibat. "Kami baru terlibat saat mereka ingin menyerahterimakan pekerjaan tersebut kepada Manajemen PDAM Tiratnadi. Hal ini sangat kami sayangkan, karena dengan diserahterimakannyan proyek ini maka secara tidak langsung pertanggung jawaban atas pekerjaan, peruntukan, pemanfaatan pipanisasi yang sudah mereka kerjakan akan menjadi tanggung jawab kami.
Hal ini sangat sulit untuk kita terima dengan beberapa alasan ; Pertama dari sisih kualitas pipa dan cara penyambungan pipa yang sudah mereka kerjakan, dalam hal ini sebaiknya sejak awal kami harusnya sudah terlibat, karena sudah barang tentu kami yang lebih mengetahui tentang ketahanannya, baik pipa dan segala instalasinya.
Kedua, dari sisih peruntukannya. Sesungguhnya pihak Pemkab Samosir harusnya sudah mengetahui persis kapasitas Mesin penyedot, mesin penyaring, bak penampung dan mesin pemompa yang kita miliki kapasitasnya kecil, sehingga tidak mungkin jika menambah pipa yang bertujuan menambah jumlah layanan kepada pelanggan baru.
Dengan jumlah pelanggan yang ada selama ini saja kita sudah sangat kewalahan, malah tak jarang kita harus menyiasatinya dengan mengantar air dengan mobil tangki air kita kepada pelanggan yang terjauh, karena air sudah sulit sampai kerumah pelanggan," demikian penjelasan beliau.
Setelah mendapat keterangan yang rinci dari Kepala Cabang PDAM Pangururan Samosir awak media mencoba meminta penjelasan pada Plt. Kadis PUTR Kabupaten Samosir Rudimanto Limbong, melalui sambungan WA dengan menanyakan beberapa hal seperti ;
- Bagaimana Kajian, Perencanaan Proyek tersebut.
- Apa tujuan, target yg ingin dicapai melalui Proyek tersebut ?
- Mengapa sampai sudah lewat 6 bulan (lewat masa pemeliharaan), proyek tersebut belum juga ada manfaatnya ?
Belum ada manfaatnya, adalah hasil amatan dilapangan dan informasi yang dihimpun dilapangan, bahwa sampai saat ini belum ada air yg mengalir di pipa yg sdh ditanam tersebut ?
Belum ada satu rumah tanggapun yg sudah dialirin air melalui pipa tersebut ?
Atas beberapa hal yang diminta pendapatnya, penjelasannya selaku pihak yang patut bertanggung jawab, Plt. Kadis.PUTR Samosir dengan sangat gampangnya memberi jawaban dengan bahasa,"Besok saja langsung ke kantor DPUTR menemui pak Polin Manurung selaku kabid Cipta Karya yang menangani infrastruktur perpipaan air minum. (SPAM).
Beliau lebih paham kronologisnya dari awal," demikian dijawab.
Begitu gampangnya beliau menjawab, dengan mengarahkan awak media tuk menemui Kabid. Cipta Karya menjadi pertanyaan besar apakah memang patut Plt. Kadis PUTR ketika diminta tanggapannya yang merupakan tanggung jawab jabatan yang diembannya.
Bukankan ketika proyek yang sudah menghabiskan anggaran lebih dari 1.89 Miliar ini jika benar benar gagal karena tidak dapat dirasakan manfaatnya sampai saat ini yang mana Dinas PUTR yang dipimpinnya sebagai perencana, pelaksana, pengawasan proyek tersebut.
Apakah benar itu menjadi tanggung jawab Kabid. Cipta Karya ?
(Bastian Simbolon)
Komentar