Langkat, Bidikkasusnewa.com - Pengelolaan minyak kotor (Miko) yang berada di Jalinsum Binjai-Langkat, Keluruhan Karang Rejo, Dusun Suka Mulia Karang Rejo, Kec. Stabat, Langkat - Sumatra Utara belakangan ini membuat masyarakat resah.
Pasalnya minyak kotor ( Miko) yang berasal dari sisa pengelolahan kelapa sawit minyak CPO yang terduga diolah oleh pelaku bisnis ilegal itu telah menimbulkan dampak negatif di tengah masyarakat.
Dalam pengelolaan minyak kotor tersebut dengan melakukan pembakaran, Sehingga uap limbah tersebut berdampak ditengah masyarakat yang menimbulkan bau tak sedap yang konon tentunya udara sekitar telah tercemar kan oleh zat-zat kimia yang akan menganggu kesehatan masyarakat sekitar.
Dari pantauan wartawan di lokasi pengelolaan minyak kotor (Miko) yang berada di Jalinsum Binjai-Langkat, Keluruhan Karang Rejo Kamis, (26/09/2024), sekira pukul 14.45 WIB, Team media mendatangi lokasi tersebut namun salah seorang penjaga pintu gudang langsung menghadang Wartawan sambil mengatakan ,"Jangan ada yang masuk kedalam gudang, kata Orang tersebut sambil menendang drum minyak yang ada di depan gudang.
"Emangnya ada apa dengan gudang ini, dan biar kalian tau, kalau usaha ini punya Polisi mau apa kalian "Ucapnya dengan arogan sambil tolak pinggang.
Terkait dengan adanya gudang pengoperasian pengelolaan minyak kotor ilegal tersebut, Warga Kab Langkat Reza Prayudi (57) alias Wak Ibong dalam tanggapan nya kepada Wartawan mengatakan ,"Palm Acid Oil (PAO) atau lebih dikenal minyak kotor (miko) adalah hasil sampingan dari proses penyulingan minyak kelapa sawit" Kata Wak Ibong.
Dijelaskan nya lagi ,"Dari pengelolaan Miko tersebut tentunya mengeluarkan asap dari pembakaran , dan itu mengandung zat-zat yang kemungkinan. berbahaya dan bisa berdampak bagi kesehatan warga.
Maka dari itu, kita berharap adanya ketegasan penegakan hukum dan kiranya Bapak Kapolres Langkat dapat menyikapi untuk menutup praktik bisnis usaha ilegal pengelolahan minyak kotor dan mengamankan lokasi bersama pengelolah usaha tersebut" ungkap Wak Ubong.
( M. YUSUF)
Komentar