Samosir, bidikkasusnews.com - Pagi ini Selasa, 19-11-2024 Objek Wisata Kampung Ulos Huta Raja kedatangan turis mancanegara (international tourists).
Sedikitnya ada 38 orang wisatawan yang berasal dari negara tetangga Indonesia yakni dari Malaysia.
Ke 38 warga negara Malaysia yang terdiri dari 8 orang Dosen dan 30 orang mahasiswa dari sedikitnya 4 jurusan Teknik yakni Teknik Sipil (Civil Engineering), Teknik Mekanik (Mechanical Engineering), Teknik Kimia (Chemical Engineering) dan Teknik Elektro (Electrical Engineering).
Ke 38 wisatawan mancanegara di dampingi oleh seorang perwakilan dari Staf Universitas Sumatera Utara yakni ibu Senja G yang memang diminta untuk mendampingi rombongan.
Kehadiran rombongan pukul 9.00 wib di Kampung Ulos Hutaraja Desa Lbn. Suhisuhi Toruan kecamatan Pangururan Samosir disambut langsung oleh Kepala Desa bapak Raja Simarmata bersama beberapa pengurus objek wisata Kampung Ulos Huta Raja dan beberapa perangkat desa Lbn. Suhisuhi Toruan.
Penyambutan para rombongan wisatawan ditandai dengan tari Tortor Batak Panomu nomuan dan khusus ditampilkan Tari Sawan oleh Sanggar Tari yang ada di desa Lbn. Suhisuhi Toruan.
Yang sangat luar biasa dan unik pada hari ini rombongan wisatawan juga membawa sajian pertunjukan berupa menampilkan Tarian Budaya Malaysia yang ditampilkan dengan sangat baik. Walau pada kenyataannya adek adek yang menampilkan tari kebudayaan Malaysia tersebut adalah para mahasiswa/i yang berasal dari 4 jurusan yakni dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Mekanik, Teknik Kimia dan Teknik Elektro, dan sesuai yang disampaikan oleh ketua rombongan ibu Norbaya Sidek, "bahwa mereka hanya mempersiapkannya dalam waktu tiga hari saja. Namun dengan niat, tekad dan kesungguhan untuk bisa menampilkan yang terbaik buat masyarakat Indonesia, maka yah demikianlah yang dapat kami tampilkan".
Lebih jauh Nurbaya Sidek menyampaikan pada awak media bidikkasusnew.com bahwa rombongan yang dibawanya hari ini adalah para Mahasiswa/i dari University Teknologi Mara yang ada di Malaysia. Selain sebagai ketua rombongan dalam kunjungan ini beliau juga merupakan Penasehat Program di Medan. Adapun program ini adalah Global Leadership.
Dalam kunjungan ini dihari pertama kami melakukan kunjungan di Kampung Lama di Medan, disana kami diperkenalkan pada budaya lama dengan system membeli kupon untuk membeli makanan, dimana kupon yang disediakan terbuat dari lembaran kayu, para pelajar merasa sangat menarik dan mengungkapkan kekagumannya pada budaya lama dan menjadi pengalaman pertama.
Selesai dari Kampung Lama kami menginap di RAS HOTEL.
Paginya kami berangkat ke USU untuk bertemu para pimpinan (Dekan dan Rektor), selanjutnya kami berangkat ke kantor Konsulat Malaysia di Medan, selesai dari konsulat kami melanjutkan pergi ke SKBP University dalam urusan program para mahasiswa dan para dosen.
Selesai dari SKBP University kami langsung berangkat menuju Samosir. Perjalanan yang sangat panjang, kami berangkat dari Medan pada pukul 16.30 wib dan tiba di Samosir tepatnya di Hotel Carolina pada pukul 23.00.
Setelah beristirahat bermalam di Carolina Hotel dan sebagai mana yang sudah bapak lihat bahwa kami sudah tiba di tempat ini sejak pukul 9.00 wib dan kami disambut dengan sangat baik oleh bapak kepala desa yakni bapak Raja Simarmata bersama masyarakat dengan tarian penyambutan Batak (tortor).
Namun yang sangat membuat kami gembira dimana kami juga diberi kesempatan untuk bisa menampilkan tari kebudayaan negara kami Malaysia.
Kami juga dalam kunjungan kali ini atas nama Universitas kami di Malaysia secara sukarela memberikan cinderamata berupa bantuan puluhan Lampu Solar Cell untuk dibagikan melalui kepala desa kepada masyarakat disekitar objek wisata Kampung Ulos Huta Raja.
Selanjutnya setelah dari sini kami akan mengunjungi satu kampung lagi yakni kampung yang berada di Desa Hariarapohan yang berada di kecamatan Harian kabupaten Samosir," demikian secara gamblang disampaikan oleh Norbaya Sidek.
Pada kesempatan lain sehari sebelum kunjungan dari rombongan para dosen dan mahasiswa ini, objek wisata Kampung Ulos Huta Raja juga ramai dikunjungi para wisatawan yang datang dari negeri Malaysia.
Awak media sempat melakukan ngopi bareng dengan kepala desa dan salah seorang pemandu wisata sekaligus draiver yakni Mr. Sibagariang dari Arjuna Lake Toba Travel Tour tepatnya di Choffe Shop yang berada tepat di tepi pantai Kampung Ulos.
Pada pembicaraan yang berlangsung satai dan akrap Mr. Sibagariang menyampaikan informasi yang sangat membanggakan, yang mana beliau menceritakan pengalamannya membawa wisatawan dari negeri tetangga Malaysia. Dikatakannya," tak jarang pengunjung yang datang dari Malaysia menceritakan kekaguman mereka terhadap objek wisata Kampung Ulos.
Objek wisata Kampung Ulos sering menjadi perbincangan mereka di negaranya.
Mereka juga sering menyampaikan bahwa dibalik kekaguman mereka pada kampung ulos mereka juga sering merasa agak terganggu dengan keberadaan banyaknya hewan anjing yang berkeliaran. Sesungguhnya mereka tertarik untuk membeli cinderamata berupa hasil tenunan ulos yang ada, namun mereka membayangkan bahwa ulos yang akan mereka beli sudah mengenai anjing yang ada.
Sampai sampai mereka sering bertanya pada kita, "apakah hasil tenunan ulos yang dihasilkan para menenun bisa dicuci"?
Atas beberapa pertanyaan yang sering mereka sampaikan pada kita, maka kita berusaha menjawab dengan mencoba memberi pengertian pada mereka, dengan mengatakan, "bahwa bagi orang Batak, anjing merupakan hewan yang sangat berguna dan dibutuhkan mengingat bahwa masyarakat Batak dalam hal ini penduduk Samosir sebahagian besar merupakan petani, sehingga anjing tersebut akan sangat membantu meraka didalam mengjaga pertanian mereka," demikian diceritakan beliau.
Mendengar apa yang diceritakan oleh Mr. Sibagariang, kepala desa Lbn. Suhisuhi Toruan membenarkan hal tersebut, dan saat ini pemerintah desa terus berupaya memberikan penjelasan kepada masyarakat terutama yang tepat berada dilokasi objek wisata Kampung Ulos ini agar bisa membantu dengan menertibkan anjing peliharaan masing masing. Diharap agar warga masyarakat bisa mengandangkan anjingnya sejak pagi hingga sore hari, yang mungkin untuk malam hari bisa dilepas, guna membantu menjaga rumah masyarakat, "demikian disampaikan kepala desa.
(Bastian Simbolon)
Komentar