Bencana Banjir Simalungun Warning Bagi Semua Pihak

Simalungun, Bidikkasusnews.com - Masih segar dalam ingatan ketika jembatan kembar di kecamatan Girsang Sipangan Bolon tiba tiba tertimbun lumpur akibat banjir dan longsor yang terjadi di penghujung tahun 2018 lalu. Akibatnya jalur lalulintas menuju Parapat terputus.

Musibah yang terjadi pada 30/12/2018 ini pun menjadi berita besar karena telah memutus jalur lalulintas sumatera itu.

Kasus banjir tampaknya akan semakin menjadi ancaman bagi warga kabupaten Simalungun, dan kasus banjir itu sering terjadi dipenghujung tahun atau ketika intensitas curah hujan sedang tinggi.

Setelah kasus banjir dan longsor yang terjadi dipenghujung tahun 2018 lalu, kini menjelang akhir tahun 2019, kasus banjir bandang kembali terjadi dan menimpa warga di tiga desa di kecamatan tanah Jawa. Tidak hanya itu, bahkan banjir yang terjadi telah menggenangi areal perkebunan sawit PTPN IV yang nota bene merupakan perusahaan milik negara dan menyebabkan terputusnya hubungan lalulintas dari kota Siantar menuju tanah Jawa.

Menurut catatan yang dihimpun, intensitas curah hujan yang terjadi dipenghujung tahun 2019 di kabupaten Simalungun  sangat tinggi dan akibatnya  areal afdeling III kebun Marihat digenangi air  dan kemudian menghantam badan jalan lintas provinsi diseputaran kecamatan tanah Jawa.

Kasus banjir di kecamatan tanah Jawa ini bukan yang pertama kali, tetapi kasus musibah banjir yang terjadi tanggal 17/18/2019 itu merupakan yang terbesar dan memutus jalur lalulintas.

Musibah ini pun kemudian menjadi perhatian serius bagi semua pihak termasuk pemerintah provinsi sumatera Utara, pemerintah kabupaten Simalungun dan perusahaan perkebunan PTPN IV yang segera melakukan sinergitas guna menangangi musibah dan untuk membangun kembali jalan yang terputus.

Warning dan introfeksi

Musibah banjir dan longsor di kabupaten Simalungun tampaknya semakin sering terjadi, terutama dipenghujung tahun yang intensitas curah hujan sangat tinggi.

Kasus banjir dan longsor di kabupaten Simalungun yang terjadi pada saat saat curah hujan tinggi sudah sepatutnya menjadi Warning Bagi Semua Pihak, termasuk menjadikan musibah banjir itu sebagai cermin untuk introfeksi terutama bagi kondisi hutan di kabupaten Simalungun.

Meningkatnya volume banjir di kabupaten Simalungun diduga tidak terlepas dari gangguan terhadap tanaman hutan yang ada di daerah ini.

Musibah banjir dan longsor yang terjadi di penghujung tahun atau disaat curah hujan sangat tinggi, harus disikapi dengan warning dan introfeksi, bukan saling menyalahkan atau mencari kambing hitam, kata sumber ketika diminta pendapatnya tentang banjir di kecamatan tanah Jawa baru baru ini.

Dalam pada itu berdasarkan data dan catatan yang dihimpun sejak beberapa tahun terakhir banyak media yang menyoroti kasus pembalakan liar di beberapa wilayah di kabupaten Simalungun dan banyak pula pelaku penebangan liar yang berhasil ditangkap, baik oleh aparat kepolisian maupun aparat polisi hutan.

Salah satu contoh, kasus penangkapan terhadap penebangan liar di kecamatan Sidamanik pada tanggal 2/2/2019 lalu, dimana polisi kehutanan dari dinas kehutanan provinsi sumatera Utara melakukan penangkapan terhadap pelaku penebangan liar yang melakukan penebangan liar dikawasan sungai yang ada di daerah tersebut.

Jika dirunut satu persatu banyak pelaku penebangan liar yang berhasil ditangkap baik oleh aparat kepolisian dan aparat polisi hutan, termasuk penangkapan terhadap 20 orang oleh aparat kepolisian Simalungun pada tanggal 25/3/2014 silam.

Kembali ke kasus banjir yang terjadi di wilayah kecamatan tanah Jawa yang memutus jalur lalulintas Siantar menuju tanah Jawa.

Menurut keterangan yang dihimpun, musibah banjir yang semakin sering terjadi terutama pada saat curah hujan tinggi, harus dijadikan warning dan introfeksi terutama bagi kondisi hutan di daerah ini.

Aparat terkait harus segera melakukan pendataan kawasan hutan yang ada di bagian puncak atau dibagian hulu sungai, sebab besar  dugaan banjir dan longsor yang semakin sering terjadi sangat dipengaruhi oleh kondisi hutan yang ada.

Sudah sepantasnya dijadikan warning dan introfeksi bukan saling menyalahkan atau menghujat, kata sumber seraya menambahkan bahwa musibah banjir yang terjadi mulai menghantui kehidupan masyarakat sejak beberapa tahun terakhir.

Kita sangat prihatin, karena sejak beberapa tahun terakhir banyak musibah banjir yang terjadi dan ini harus jadi warning dan introfeksi bagi semua pihak termasuk melakukan rehabilitasi atas kerusakan kawasan hutan yang ada di daerah ini kata sumber bidikkasusnewes.com
(M. Said Nasution)

Artikel Terkait

Berita|Sumut|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

 


 

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami