Arosuka, Bidikkasusnews.com – Setelah polemik Kadis ‘Candu Raun’, kini muncul pejabat Kabupaten Solok berhondoh pondoh menghadiri acara Sumbar Ekspo bertempat di lapangan Merdeka Medan. Bupati Solok Gusmal yang sedang di Jakarta langsung merapat ke lokasi stand yang juga diikuti Kabupaten Solok. “Pak Wabup tak dibawa ?”,begitu seorang netizen mengomentari dinding facebook.
Pasca Bupati Gusmal melantik pejabat eselon II akhir September kemarin, yaitu Kepala BPBD Armen AP, Kadis Kesehatan Maryeti M dan Kepala Barenlitbang Syaiful, dua di antara pejabat ini tengah menjadi sorotan, yakni menjadi Kadis ‘Candu Raun’. Sementara anggaran Pemkab.Solok yang terkuras untuk pembangunan mega proyek Rp.43 milyar, Taman Hutan Kota Wisata (THKW) --proyek timbunan uang--red serta dana Pilkada, niscaya menggerus dipangkas anggaran pada berbagai SKPD, termasuk dicancel hingga dibatalkan pembangunan infrastruktur. Jika membaca medsos Kaba Solok, masyarakat peduli Solok dan lainnya, tersebutlah jalan dan jembatan sudah pada banyak yang rusak butuh perbaikan.
Semestinya, anggaran perjalanan dinas luar daerah para pejabat yang hanya sekedar menghadiri seremonial diperketat untuk efisiensi, sebaliknya sifat melobi untuk pemasukan didorong, agar banyak anggaran masuk ke Kabupaten Solok. Seperti contoh Kadis ‘Candu Raun’ yang ditujukan ke Kadis Kesehatan pekan pertama di November men-dask dana DAK, ok lah untuk pemasukan pembangunan. Lalu pekan keduanya menghadiri seremoni kepala MTsN 6 Solok Talang Babungo juara II Lomba Sekolah Sehat (LSS) Berkarakter Tingkat Nasional Tahun 2019, selepas itu tak langsung ke Arosuka, justru bergabung ke Medan, di Sumbar ekspo.
Cerita terbaru, Kabupaten Solok kembali meraih mendapatkan Swasti Saba Wiwerda, yaitu penghargaan tertinggi di bidang kesehatan, kolaborasi kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan RI. Sehingga Bupati Gusmal akan menerimanya Selasa, (19/11) di Jakarta dan khabarnya, lagi-lagi para pejabat ‘Candu Raun’ pada pekan ketiga November ini bakal ikut pula mendampingi bupati ke Jakarta. Alhasil, dari seremoni ini, nyaris para Kadis tiap pekan meninggalkan Arosuka, dan lebih banyak ngantor di Jakarta.
Fenomena memiriskan, barusan September jadi pejabat sejauhmana baru pembinaan hingga daerah Kabupaten Solok dari MTsN 6 juara II Nasional dan perolehan penghargaan Swasti Saba Wiwerda, bukan dorngan mereka. Sementara bawahan yang bersusah payah ke lapangan tidak mendapatkan reward. Buktinya, seperti polemik, berharap Sekda Aswirman sudah teken SPT lalu segera beli tiket, tahunya dibatalkan diganti Kadis, sehingga merugilah. Khusus pekan ketiga November Bupati Gusmal terima penghargaan, Kadis Maryeti dan Syaiful juga turut serta mendampingi. Hingga berita ini ditulis, bagaimana nasib pejabat setingkat Kabid yang ikut membina selama ini ?. Dan bagaimana pula menjalankan roda organisasi serta memenej instansi yang ia pimpin, jikalau tiap sebentar tidak ditempati. (chalie)
Komentar