Labura, Bidikkasusnews.com - Pihak keluarga orang tua korban Tolak jenazah anaknya RM saat mobil ambulance mengantarkan jenazah RM tanpa ada dari pihak polisi yang ikut mengantar dan berikan penjelasan kematian anaknya. penolakan tersebut dikarnakan kematian anaknya diduga tidak wajar.
Pihak keluarga kecewa atas laporan pihak dari Kepolisian kepada mereka (26/09) pagi bahwa RM dikabarkan meninggal dunia, sedangkan keluarga mengakui korban RM masih sempat melihat video almarhum RM.ironisnya pagi mendapat berita anaknya telah meninggal.
Atas kekecewaan keluarga korban dan warga langsung marah dan menolak jenazah yang dibawa Ambulance Karna pihak Polisi tidak dapat menjelaskan penyebab kematian RM.
Dan kemarahan itu, terjadi pembakar Ban di jalan lintas Sumatera, dan keluarga korban belum mau menerima mayat almarhum RM tersebut sebelum permohonan mereka mengenai keterangan bagaimana kronologi kematiannya dipenuhi.
Akibat pemblokiran dengan membakar Ban di Jalinsum depan rumah korban, hingga mengakibatkan kemacetan hingga kurang lebih 7 km.
Bupati Labura H. Kaharuddin syah, SE pada jam 12.30 WIB, hadir dan menjumpai keluarga almarhum RM dan memintai keterangan dari keluarga dan warga. Dan Bupati Labura berjanji untuk menindak lanjuti masalah ini, dan menanggung biaya untuk, dilakukan Autopsi kematian anaknya yang meninggal tidak wajar dari tangan pihak polisi setelah ditangkapnya RM.
Berselang sekitar 20 menit Rombongan Polres Labuhanbatu juga turut hadir, dipimpin langsung Kapolres AKBP Deni Kurniawan. Setalah dilakukan mediasi dan menyetujui permohonan keluarga agar jenazah RM diautopsi, Bupati dan Kapolres meminta warga untuk memberhentikan pemblokiran dan pembakaran ban.
Jenazah RM dibawa ke Rumah Dinas Bupati menggunakan Ambulance PMI Pemkab Labura, yang mana sebelumnya menggunakan ambulance pertama dari Rumah Sakit LINA Aek Loba.
Dan selanjutnya jenazah dibawa dan sedang dalam perjalanan untuk diautopsi ke Rumah Sakit DJASAMEN Pematang Siantar. (Eko)
Komentar