SOLOK, Bidikkasusnews.com - Lahir sebagai anak petani dan tumbuh dewasa menjadi pengusaha, H. Nofi Candra tidak alergi menginjak pematang sawah, tempat dan lingkungan dimana ia dibentuk menjadi seorang yang rendah hati.
Pengusaha muda yang pernah mengenyam pengalaman birokrasi selama menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 itu, mengarifi benar filosofi Padi, yang berisi dan menunduk, Sehingga kini, kala ia maju sebagai calon bupati Solok, Nofi Candra tak canggung-canggung mengitari hamparan persawahan, agar nanti ketika diamanahkan menjadi bupati Solok, dirinya mampu memberi solusi kepada petani.
Putra tertua dari tiga bersaudara, sekaligus anak petani yang lahir dari pasangan Haji Syukri dan Hajjah Lifwarda, seorang guru SD, terus menapak harapan menjadi sosok pemimpin yang inspiratif.
Meski berasal dari nagari Saningbakar, Nofi lahir dan dibesarkan di Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, pada 23 November 1973, saat dimana mamanya bertugas sebagai guru di sebuah SD di Nagari Cupak.
Ayahnya, Haji Syukri, yang dikenal sebagai petani penggarap lahan sewaan yang terpencar di beberapa kawasan, mampu pula memunculkan putranya sebagai figur anak muda yang santun, elok laku dan penuh tatakrama.
Menyelesaikan pendidikan sarjana ekonomi pada Universitas Borobudur, Jakarta, Nofi pernah malang melintang merintis usaha di Jakarta dan Singapura, sampai akhirnya pulang ke Solok menjadi pengusaha muda, hingga kemudian menikah dengan
Devi Femiyanti, dara asal Nagari Sulit Air, yang kala itu menjadi karyawan Bank BNI Cabang Solok.
Hingga sekarang Nofi Candra dan Hajjah Devi Femiyanti dikaruniai empat orang putra-putri, Rahmadisya Hapsari, Maulana Zaki, serta sikembar Muhammad Haikal dan Siti Humaira.
Meniti usaha di Solok, Nofi juga membuka cakrawalanya dengan beragam pengalaman organisasi. Dimulai dengan menjadi Ketua KNPI Kota Solok, Nofi Candra juga pernah dipercaya menjadi Ketua DPP KUKMI, Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Solok, Ketua KONI Kabupaten Solok, Manajer tim Persis Kota Solok, Ketua Perkemi Kabupaten Solok, Ketua HKTI Kabupaten Solok, Wakil Ketua HKTI Sumbar, hingga kumudian muncul sebagai senator DPD RI asal Sumatera Barat periode 2014-2019.
Kala menapak ranah politik nasional, Nofi Candra bergaul dengan elit politik nasional. Menjadi senator dari Sumbar, Nofi Candra menyaksikan langsung para elit-elit politik nasional bergerak menjalankan roda politik di Indonesia.
Rentang waktu tersebut, tentulah menjadi fase berharga bagi tokoh muda Solok ini untuk menambah wawasan dan pemahaman agar menjadi lebih terbuka. Memahami bagaimana sebuah komitmen dan gagasan memainkan peran membangun bangsa ini menjadi lebih baik.
Atas bekal pengalaman di tingkat Nasional, Nofi Candra kemudian membuat keputusan yang belum semua orang dapat memahami. Mantan Senator ini memutuskan tidak maju pada pemilihan legislatif tahun 2019. Nofi dengan pasti menyatakan mempersiapkan diri untuk maju dalam bursa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Solok tahun 2020.
Kini, dalam bursa pemilihan Bupati Solok, aroma Nofi Candra semakin mewangi sebagai kandidat kuat bersama pendampingnya, Yulfadri, SH.
Bergerak dengan nomor urut 1, Nofi Candra -Yulfadri menawarkan konsep pembangunan untuk mewujudkan suasana Solok Baru, sebuah pemikiran yang memadukan pola kerja untuk memberdayakan lembaga dengan semua elemen dalam menumbuhkan kesejahteraan masyarakat dan daerah Kabupaten Solok. (Am Charlen.R)
Komentar