Sejumlah Wilayah Dataran Rendah di Kabupaten Simalungun Rawan Banjir dan Longsor

Simalungun, bidikkasusnews.com - Banjir bandang yang terjadi di wilayah kecamatan Tanah Jawa, persisnya dikawasan Nagori Marubun Jaya atau di areal perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh PTPN IV, bukan merupakan banjir yang pertama kali terjadi, namun berdasarkan sejarah banjir di Simalungun sudah terjadi hampir setiap tahun terutama saat curah hujan tinggi.

Jika dilihat dari topografi wilayah, kabupaten Simalungun berada di ketinggian antara 20 sampai dengan 1400 meter diatas permukaan laut dan dibagi dalam tiga kategori yaitu kategori dataran rendah dengan ketinggian 20 sampai dengan 389 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah kecamatan Bandar, Pematang Bandar, Ujung Padang, kecamatan Siantar, Huta Bayu Raja, Tanah Jawa, Bosar Maligas, Dolok Batu Nanggar dan Tapian Dolok.

Kemudian kategori dataran sedang dengan ketinggian 600 s/d 920 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah kecamatan Panei, Jorlang Hataran, Raya Kahean, Sidamanik, Raya, Dolok Panribuan, dan Girsang Sipangan Bolon dan terakhir merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 1100 s/d 1400 meter di atas permukaan laut antara lain adalah kecamatan Dolok Pardamean, kecamatan Purba, Silimakuta, Silau Kahean dan Dolok Silau.

Berdasarkan data yang diperoleh, kabupaten Simalungun juga merupakan daerah yang curah hujannya cukup tinggi dan sering menjadi ancaman bencana alam berupa musibah banjir terutama bagi daerah yang berada di dataran rendah seperti di kecamatan Bandar, Pematang Bandar, Ujung Padang, kecamatan Siantar, Huta Bayu Raja, Tanah Jawa, Bosar Maligas, Dolok Batu Nanggar, dan Tapian Dolok.

Dari catatan yang dihimpun, baru baru ini, Badan Penanggulangan Banjir Daerah ( BPBD), kabupaten Simalungun telah melakukan supervisi permukiman di daerah perbukitan dan di daerah sempadan sungai yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor dan BPBD juga memberi warning bagi warga yang tinggal di kawasan rawan tersebut.

Banjir Tahunan
Berbicara tentang banjir, di kabupaten Simalungun hampir terjadi setiap tahun, terutama saat curah hujan tinggi. Musibah banjir selalu terjadi dan rata rata daerah yang berada di dataran rendah selalu menjadi korban banjir.

Dalam sejarahnya banjir di kabupaten Simalungun terus terjadi dan menurut catatan yang dihimpun sejak sekitar 10 tahun terakhir bencana alam ini sudah menjadi ancaman bagi warga yang berdomisili di bagian dataran rendah.

Sebagai contoh, musibah banjir yang melanda kawasan pasar bawah Serbelawan kecamatan Dolok Batunanggar, yang terjadi berulang kali.

Menurut catatan yang dihimpun, Desa pasar bawah serbelawan yang terletak di ibu kota kecamatan Dolok Batunanggar seolah sudah menjadi langganan banjir, seperti yang terjadi pada tahun 2015 lalu yang menyebabkan adanya korban jiwa dan banjir juga merendam ratusan rumah warga.

Kemudian tahun 2017, banjir bandang kembali terjadi di wilayah desa pasar bawah dan menyebabkan 104 warga mengungsi ke rumah famili.

Selain di kecamatan Dolok Batunanggar, banjir juga pernah melanda kawasan kecamatan Bosar Maligas pada tahun 2017 lalu, dimana saat itu banjir mencapai ketinggian 1 meter  dan sekitar 15 KK terpaksa harus di evakuasi dari lokasi kejadian.

Masih soal banjir, pada tahun 2018 lalu, banjir juga melanda kecamatan Girsang Sipangan Bolon dan menimbulkan sejumlah kerusakan dan bahkan banjir dan longsor di kawasan itu sempat memutus hubungan lalulintas menuju Parapat.

Tidak hanya di kawasan kabupaten Simalungun, justru kota Siantar juga sering menjadi luapan air, yang diakibatkan oleh meluapnya sungai bah bolon yang hulu sungainya dari kabupaten Simalungun.

Pada tahun 2018 silam, sungai bah bolon meluap dan menerjang rumah warga dan dalam kasus ini dua orang warga dinyatakan meninggal dan mayatnya ditemukan sekitar 10 km dari lokasi kejadian.

Data Kembali Kawasan Hutan

Kasus banjir yang seolah sudah menjadi kalender tahunan di kabupaten Simalungun, pantas dijadikan warning bagi semua pihak, sebab banjir yang terjadi dihampir setiap tahun terutama saat curah hujan tinggi, nyata sudah menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat terutama bagi mereka yang bermukim di dataran rendah.

Sahala Manurung, ketua LSM Lembaga Pengawasan dan Kepelaporan Aset Negara (LEPASKAN), menilai musibah banjir yang terjadi di setiap tahun terutama di daerah dataran rendah kabupaten Simalungun ini berkaitan dengan kondisi hutan yang ada saat ini.

Menurut Sahala Manurung, pihaknya sudah sering menyuarakan kasus adanya dugaan penebangan liar dikawasan hutan kabupaten Simalungun, namun tidak digubris.

Polisi hutan harus bekerja keras untuk mengawasi kawasan hutan, sebab kerusakan hutan akan menyebabkan terjadinya perubahan ekosistem dan dampaknya akan terjadi banjir banjir besar.

Musibah banjir yang terjadi di setiap tahun terutama saat curah hujan tinggi, patut menjadi perhatian serius sekaligus warning bagi semua pihak, terutama bagi aparat terkait agar melakukan pendataan kawasan hutan.

Kawasan hutan harus di data kembali dan jika ada kawasan yang gundul harus segera ditanam kembali kata Manurung. 
(M Said Nasution)

Artikel Terkait

Berita|Sumut|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya

 


 

VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami