Adinda Amelia Putri Br. Tarigan
Sampah merupakan satu permasalahan, yang sampai saat ini belum menemukan cara efektif dalam menanggulanginya. Tentunya ini akan menjadi fokus utama para anak muda yang ingin melestarikan tempat tinggalnya, agar terjaga dari sampah yang dibuang secara sembarangan.
Permasalahan ini tentunya tidak datang dari sampah perumahan masyarakat saja, namun hal ini juga muncul pada wilayah yang di dominasi oleh lautan. Umumnya daerah wisata juga tergolong sebagai daerah penyumbang sampah. Hal ini terjadi dikarenakan banyak wisatawan yang datang ke satu daerah parawisata dengan membawa bungkusan plastik, lalu berakhir dengan membuang bungkusan tersebut secara sembarangan, hingga dibuang ke laut.
Hal ini nyata terjadi di salah satu kota terkecil di Pulau Sumatra Utara, tepatnya Kota Sibolga. Kota ini dikenal sebagai kota wisata karena memiliki sejumlah pantai dengan pemandangan yang cukup indah. Sehingga hal ini menjadi alasan mengapa banyak orang yang berkunjung kesana.
Dibalik pemandangan Sibolga yang indah, juga terdapat permasalahan yang muncul seperti tercemaranya daerah sekitar oleh sampah. Sehingga hal ini yang menjadi alasan utama terbentuknya satu komunitas menjaga daerah pesisir pantai dari sampah. Komunitas tersebut, dengan Seabolga. “Komunitas ini terbentuk karena munculnya rasa kekhawaritan kami sebagai anak daerah yang lahir dan tinggal di Sibolga, cukup khawatir dengan kondisi lingkungan sekitar yang hampir tercemar dengan sampah yang dibuang sembarangan ke laut,” ucap Yuli Efriani.
Selaku founder komunitas Seabolga, Yuli juga menegaskan bahwa dirinya merasa khawtir dengan kondisi tempat tinggalnya, dimana terdapat salah satu lokasi yang dahulu sering menjadi tempat bermain para anak-anak desa tersebut, kini sudah tidak bisa digunakan untuk mandi-mandi lagi. Hal ini terjadi karena daerah tersebut sedikit demi sedikit mulai dipenuhi dengan sampah yang mengambang di pinggiran laut.
Perkumpulan ini bergerak dengan tujuan untuk mememberikan informasi serta mengedukasi masyarakat sekitar, tentang pentingnya melakukan kegiatan memilah sampah dari rumah. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran para anggota komunitas tersebut.
Tidak hanya sekedar mengedukasi dan menginformasi, komunitas yang berisi para anak muda Sibolga ini juga turut mengaplikasikan bagaimana tata cara proses memilah sampah dengan baik dan benar.
Seperti memberikan trash bag dengan fungsi yang berbeda-beda. Seperti yang kita ketahui bahwa sampah memiliki jenis yang berbeda, ada sampah organik, anorganik dan juga B3. Tujuan dari dibedakannya trash bag tersebut, untuk mengetahui jenis sampah apa saja yang masih bisa digunakan, diolah, hingga ke sampah yang tidak bisa digunakan kembali. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap dengan membutuhkan waktu selama 12 hari untuk mengamati masyarakat yang menjadi fokus utama tim Seabolga. Menjaga tempat tinggal agar jauh dari pencemaran sampah merupakan tugas setiap masyarakat desa tersebut, tidak hanya beberapa pihak saja melainkan semua pihak harus ikut andil dalam mejaga kelestarian tempat tinggalnya.
Komentar