Padang Pariaman, Bidikkasusnews.com –Tangan mencincang bahu memikul itu pepatah orang di Minangkabau, Artinya "segala perbuatan harus ada yang pertanggung jawabannya".
Petani ikan air deras di kawasan korong Tarok Nagari Kapalo Hilalang, Kabupaten Padang Pariaman, sangat kecewa, di duga petugas pengelola palang pintu air bendungan si caung bekerja tampa mengigat resiko, hal ini mengundang polemik yang berat.
Perlu di pertanyakan
Tim media ini mendatangi Nila Sirma Neli, istri dari Yulinus pemillik kolam, membenarkan bahwa ikan air tawar miliknya yang siap panen itu mati mendadak akibat kekeringan air, saat itu cuaca sangat panas pada Rabu (29/10) kemaren.
Saya tidak ada pilihan karena ikan sudah pada mati, dan hari pun sudah menjelang magrib.
Diceritakan kronologisnya, Nila Sirma Neli berada di RSUD Padang Pariaman yang menemui suaminya yang sedang dirawat waktu itu, dia mendapat kabar dari seseorang ,bahwa air di kolam nya sudah kering, dan ikan sudah diambang kematian, di jelaskannya kalau palang pintu air utama di matikan jalurnya, sebab ada yang di las oleh petugas di palang pintu kedua, pengelasan pintu air berlangsung dari jam 02.00 wib sampa jam 05.30 wib sore itu sehingga air tidak mengalir sedikit pun ungkapnya.
Saya coba hubungi yang bertugas di palang pintu air pada saat itu, petugas juga menghubungi salah seorang atasannya, malahan saya yang disalahkan dan saya juga mendapat tekanan yang tidak enak di dengar , bahkan telfon seluler langsung dimatikan oleh yang bersangkutan. Sungguh tidak beretika sedikitpun ungkapnya kesal.
Hal ini juga di benarkan oleh warga setempat yang ikut menyaksikan peristiwa tersebut.
Dituturkannya, enam kolam yang kering saat itu, diperkiran tiap kolam ada yang isi ikannya 3,5 ton, sampai 2,5 ton / perkolam.
Sekarang saya pukul rata saja 2 ton perkolam, di kali enam kolam = 12 Ton ikan yang mati, kemudian dikali Rp, 30,000,/kg berapa keugian saya dengan dengan suara serak ditambah lagi pembayan pangan ikan 15 karung//hari.
Saya jadi pensaran, ini jadi tanggung jawab siapa,,,? Saya hanya menuntut keadilan atas kerugian yang saya alami katanya.
Masyarakat berharap pihak pemerintah daerah, terutama Dinas Perikanan dan Dinas PUPR, segera turun tangan untuk menertibkan pengelolaan pintu air agar kejadian serupa tidak terulang dan bertanggung jawab atas kejadian ini,
Kami akan cari peradilan gara gara oknum yang ceroboh dalam bertindak, kami yang dirugikan, kami hanya mencari hidup untuk kebutuhan keluarga
Saat berita ini diturunkan awak media belum tersambungkan dengan pemerintah terkait.
(Red /Tim)
 




 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
Komentar