KISARAN, bidikkasusnews.com - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Masyarakat Peduli Agraria (Maspera), Darwin Marpaung, bersama lima perwakilan kelompok tani dari Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, menggelar pertemuan strategis untuk membahas tumpang tindih regulasi pertanahan serta rencana tindak lanjut perjuangan agraria di daerah itu.
Pertemuan yang berlangsung di Kafe Hotel Antariksa, Kisaran, pada Rabu (5/11/2025) itu berfokus pada pembahasan menyeluruh mengenai regulasi pertanahan, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan, termasuk isu konservasi dan problem krusial yang menyelimuti agenda Reforma Agraria Nasional.
Lima kelompok tani yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Poktan Gabe Mujur Kopas, Poktan Tomuan Holbung, Formal Asahan, Poktan Pasada, dan Serikat Petani Indonesia (SPI).
Dalam diskusi, para petani menyoroti penyebab utama konflik agraria berkepanjangan yang mereka alami. Menurut mereka, kebijakan dan keputusan pemerintah kerap tumpang tindih serta mengabaikan hak-hak masyarakat, sehingga memicu ketegangan dan benturan di lapangan.
Darwin Marpaung membenarkan pandangan itu. Ia menjelaskan bahwa akar persoalan agraria yang terus bermunculan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor mendasar.
“Aneka persoalan yang bermunculan selalu didasari oleh adanya Hak Guna Usaha (HGU) di atas hak masyarakat, tumpang tindih penetapan status kawasan hutan, hingga keberadaan proyek strategis nasional yang sering kali menyingkirkan kepentingan rakyat,” ujar Darwin.
Darwin menegaskan bahwa Maspera berkomitmen untuk menampung dan menindaklanjuti seluruh aspirasi kelompok tani dan koperasi di berbagai daerah. Ia memastikan, setiap saran dan masukan akan dijadikan bahan kerja prioritas dalam pelaksanaan visi dan misi organisasi.
“Kami di Maspera selalu terbuka terhadap aspirasi dan gagasan dari kawan-kawan kelompok tani. Semua akan kami jadikan langkah kerja prioritas dalam memperjuangkan keadilan agraria,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Maspera akan melakukan penguatan kelembagaan serta penyatuan persepsi antarpetani sebagai bagian dari konsolidasi menuju langkah konkret di lapangan.
Di akhir pertemuan, Darwin mengumumkan bahwa Maspera bersama jaringan kelompok tani akan menggelar aksi damai besar-besaran dalam waktu dekat. Aksi tersebut akan melibatkan ribuan petani dari berbagai daerah sebagai bentuk perjuangan bersama menuntut penyelesaian konflik agraria dan penegakan keadilan bagi masyarakat tani.
“Kami sedang mempersiapkan aksi damai dengan melibatkan ribuan petani. Ini bukan semata demonstrasi, melainkan langkah perjuangan untuk menegakkan hak-hak agraria rakyat,” pungkas Darwin.
(Ricki Chaniago)





Komentar